Mohon tunggu...
Heru Riswan
Heru Riswan Mohon Tunggu... Hoteliers - just a simple with complicated dream

orang yang akan pergi bersama angin,,calon seorang sosiolog. mantan barista

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketahanan Keluarga dalam Media Sosial

16 Agustus 2017   12:19 Diperbarui: 17 Agustus 2017   01:54 1917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dewasa menggunakan teknologi informasi dalam keluarga dan masyarakat

Perkembangan teknologi informasi sangat lah cepat, sebuah berita dan peristiwa akan sangat cepat di akses oleh masyarakat.  Dengan sosial media setiap orang akan terhubung satu sama lain dalam satu wadah menjadikan dunia ini semakin datar.  Belanja konvensional seiring berjalannya waktu di tinggalkan oleh masyarakat dan beralih ke belanja online.  Di era modernitas seperti ini jejaring sosial merupakan menjadi hal yang wajib dimiliki seseorang, dari mulai kalangan bawah, menegah tinggi, anak-anak, remaja, maupun manula.  Seolah-olah jejaring sosial menjadi sebuah identitas wajib yang harus dimili setiap orang.  

Dengan besarnya peran sosial media terhadap masyarakat, kemudian timbulah sebuah fenomena penyakit masyarakat dalam bersosial media yaitu HOAX atau berita kaleng yang di ciptakan sekelompok orang untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.  Hoax seolah-olah menjadi racun yang menghancurkan sebuah kosensus bermasyarakat.  Hoax menyebar sebegitu cepatnya bagaikan sebuah virus, keutuhan sebuah masyarakat akan hacur di belahda pilah ole hoax, bahkan yang paling krusial adalah ketika hoax mulai merasuki generasi masyarakat yang baru memasuki fase remaja.

  Jadi di perlukan peranan keluarga untuk mengendalikan arus informasi kalengan ini.  Tanamkan kepada setiap anggota keluarga untuk membaca detail dari informasi yang didapatkan, tingkat kredibilitas sumber berita, kemudian telusuri informasi tersebut dari sumber lain sebagai bahan pembanding.  Jika memang terbukti berita yang di dapat itu hoax tanamkan pula kepada seluruh keluarga untuk melaporkan sumber tersebut kepada pihak yang berhak menindak berita palsu tersebut, lakukan hal ini dari unsur terkecil seperti keluarga sehingga menjadi budaya baru masyarakat di era yang serba instan ini.  Kita harus ingat hoax dapat memecah belah persatuan sebuah negara jika kita tidak memilah dan berprilaku cerdas ber media sosial.

Kearifan Lokal untuk mengahalau budaya asing

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak sekali budaya lokal, kaya akan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.  Dari berbagai banyak elementmasyarakat yang ada di indonesia menciptakan sebuah kearifan lokal yang disunakan sebagai acuan bermasyarakat.  Generasi muda kita sudah hanyut dalam gelombang modernisasi dan lupa akan budaya dari masyarakatnya.  Budaya modernisasi di bawa oleh media massa dan media sosial yang kemudian di tiru oleh generasi muda kita.  

Sex bebas, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, subkultur kebudayaan, hilangnya identitas bangsa menjadi sebuah hal yang krusisal yang akan kita hadapi.  jadi bagaimana kita akan memperbaiki semua ini? Jawabannya adalah dengan menerapkan nilai-nilai dari kearifan lokal disuatu sistem kemasyarakatan, 

kita ajarkan kepada semua unsur berkeluarga untuk menerapkan sistem tersebut, seperti contoh mencium tangan orang tua sebagai simbol penghormatan generasi muda terhadap orang yang lebih muda, mengucapkan salam ketika kita bertamu atau bertemu seseorang, selalu menerapkan sistem tenggang rasa kepada semua orang, bergotong royong harus diterapkan.  Keluarga menjadi unsur terpenting dalam proses sosialisasi terhadap anak sehingga keluarga menjadi unsur vital dalam bermasyarakat.

Media sosial sebagai Kontrol Masyarakat

Dalam bermasyarakat pemimpin dijadikan sebagai acuan dan menjadi elemen penting dalam membentuk sebuah kosensus masyarakat.  Media sosial di jadikan penyampai aspirasi masyarakat kepada pemimpinnya.  Namun terkadang tidak semua keluhan dan aspirasi dapat tercover sehingga timbulah sebuah pertikaian dan konflik dalam masyarakat.  

Disini media sosial dapat digunakan untuk mengetahui sebuah keadaan masyarakat.  Di era teknologi ini masyarakat kerap menjadikan sosial media sebagai alat untuk berkeluh kesah tak jarang dari mereka meluapkan kekesalan mereka melalui media massa.  banyak sekali kasus konflik masyarakat yang terjadi antara satu masyarakat dengan kelompok masyarakat lain yang diakibatkan oleh sosial media.  Disini para pemimpin dapat melihat keadaan masyarakat dengan menggunakan akses sosial media, menampung inspirasi masyarakat langsung.  Bahkan beberapa waktu lalu terdapat sebuah ungkapan NETIZEN sebagai akronim masyarakat digital.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun