Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Akhirnya PDIP yang Masih Pertahankan Sikap Diluar Pemerintah Baru Prabowo -Gibran

2 Mei 2024   13:48 Diperbarui: 2 Mei 2024   13:48 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilpres 2025 penuh kejutan, namun kali ini yang terjadi justru keheranannya banyak partai kalah mendukung capres akhirnya tanpa jeda langsung menyatakan dukungannya lawan politiknya. Kondisi ini bisa dikatakan jika pemilu 2024 disebut sebagai hajat politik paling praktis dan prakmatis. 

Disadari atau tidak , pada akhirnya sebuah proses demokrasi yang mahal hanya untuk sekedar melegalisasi rejim baru dan menjadi jembatan kompromi lagi -bagi kekuasan peserta pemilu.

Tidak ada hujan dan tidak ada petir , tiba-tiba PKS mengatakan keinginannya bergabung menjadi bagian pemerintahan Prabowo -Gibran. Paslon nomor 02 ini resmi dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2024 setelah menang dari gugatan perselisihan pemilu uang dilontarkan oleh Paslon 01 dan Paslon 03. Prabowo -Gibran unggul dari dua paslon lainnya hanya dalam satu putaran pemilu.


Lantas apa yang menjadi motivasi PKS untuk menjatuhkan pilihannya untuk menjadi bagian dari pemerintah baru Prabowo -Gibran? Apakah ini hanya gimick politik atau sebuah keseriusan politik ikut serta satu gerbong pendukung partai penguasa ?

Seperti diberitakan jika keinginan PKS berniat mendukung Prabowo -Gibran sudah diendus dan diketahui oleh elite politik Gerindra. Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pihaknya masih melakukan pengkajian dan komunikasi terkait partai-partai yang hendak bergabung ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Bagi Gerindra yang mempunyai partner loyal dalam mendukung Prabowo -Gibran di pilpres 2024 harus diajak bicara dan diskusi .

Kabar PKS berkeinginan masuk ke pemerintah Prabowo -Gibran sudah diutarakan oleh petinggi PKS.  Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Alhabsyi memberikan sinyal partainya siap bergabung ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming untuk lima tahun ke depan.


Aboe mengatakan, PKS ingin berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia setelah dua periode berada di luar pemerintahan. "Ini kan sudah selesai acara, ke depan ini kita ingin berbuat untuk bangsa ya, kita kan sudah pengalaman dua periode kemarin di luar," kata Aboe di Kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu (27/4/2024).

Mencari argumentasi dan kemudian  menganalisa mengapa PKS mempunyai minat besar untuk bergabung dengan pemerintah baru Prabowo -Gibran. Sepertinya perjalanan panjang politik PKS di blantika politik nasional menjadi faktur utama PKS harus melakukan adaptasi dan kalkulasi politik. Sejarah politik pernah dikagetkan ketika PKS yang notabenenya partai Islam ternyata dalam perkembangan dan kebutuhan politik praktis akhirnya menerima anggota dan kader bukan dari muslim. PKS berubah haluan menjadi partai yang membuka diri dan menerima kader dari non muslim.

Sepanjang sejarahnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah memoderasi ideologi partai untuk mengakomodasi kepentingan politik mereka dan juga kelangsungan entitas partai . Dalam konteks kekinian, akhirnya PKS  menimbang posisi politik dan posisi tawar dalam peta  politik tanah air.

Pilpres 2024 bukan lagi sebagai ajang pertarungan abadi dan dendamnya para kontestan baik pemilih fan partai politik. Justru sebaliknya , aneh dan lucu juga jika peserta parpol yang kalah pilpres langsung merapat dan menunjukkan dukungannya ke pihak yang bakal menang pemilu. Sepertinya para elite politik tidak serius atau adanya rekayasa pemilu yang didesain kompromi dan mereka sepakat siapapun pemenangnya akan merekrut partai yang kalah .

Apakah yang dilakukan PKB dan Nasdem sudah terbukti bahwa pilpres 2024 hanya dijadikan gimik politik dari sekedar berkompetisi yang sehat mencari calon terbaik pemimpin bangsa. Elite kedua partai tesebut setelah Pilpres 2024 tancap gas merapat ke Paslon 02. Dua partai yang tadinya berkompetisi melawan Prabowo Subianto, Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), kini telah merapat ke barisan pendukung presiden terpilih tersebut.

Hanya ada dua partai yang konon menjadi bagian partai ideologi yang yang secara konsisten berdasarkan di barisan oposisi . Sialnya PKS sudah bosan berada di oposisi , rupanya tinggal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang belum menyatakan sikap mereka: bergabung atau berada di luar pemerintahan Prabowo.

Mewarnai sejarah politik nasional , di awal  tahun 2000 Presiden  PKS, Hidayat Nur Wahid  menyatakan tidak bergabung atau berkoalisi dengan dengan pemerintahan Abdurrahman Wahid yang dia tuduh pro-Israel. PKS sebagai partai berideologi agama tentunya lebih memilih pertimbangan ideologis dari pada kepentingan pragmatis.

Dalam pemerintahan Megawati yang melanjutkan kekuasaan dari Gus Dur,  PKS juga berada di luar pemerintahan dengan alasan perbedaan ideologi dengan PDIP.

Perubahan haluan politik PKS baru terjadi di dua periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. SBY adalah presiden  yang didukung oleh PKS untuk pertama kalinya mengusung pemerintahan. PKS sendiri akhirnya mendapatkan jatah satu  kementrian.

Kekalahan SBY mempertahankan dominasi kekuasaan dikarenakan merebaknya kasus korupsi oleh kader Demokrat dan akhirnya menyebabkan pengaruh SBY tumbang. Oleh karenanya seiring kekalahan pengaruh politik kekuasaan akhirnya PKS kembali berada di luar pemerintahan selama dua periode kepemimpinan Joko Widodo. Pada saatnya itu PKS adalah partai pendukung setia 2 kali Pilpres 2015 dan 2019 melawan Jokowi.

Apakah karena PKS merasa bersahabat sangat romantis dalam ajang Pilpres 2015 dan 2019 sehingga menjadi alasan PKS pingin bergabung dengan Prabowo -Gibran ? Tidaklah lupa bahwa PKS  menjadi lawan dalam pilpres 2024?

 

"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun