Hanya ada dua partai yang konon menjadi bagian partai ideologi yang yang secara konsisten berdasarkan di barisan oposisi . Sialnya PKS sudah bosan berada di oposisi , rupanya tinggal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang belum menyatakan sikap mereka: bergabung atau berada di luar pemerintahan Prabowo.
Mewarnai sejarah politik nasional , di awal  tahun 2000 Presiden  PKS, Hidayat Nur Wahid  menyatakan tidak bergabung atau berkoalisi dengan dengan pemerintahan Abdurrahman Wahid yang dia tuduh pro-Israel. PKS sebagai partai berideologi agama tentunya lebih memilih pertimbangan ideologis dari pada kepentingan pragmatis.
Dalam pemerintahan Megawati yang melanjutkan kekuasaan dari Gus Dur, Â PKS juga berada di luar pemerintahan dengan alasan perbedaan ideologi dengan PDIP.
Perubahan haluan politik PKS baru terjadi di dua periode pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. SBY adalah presiden  yang didukung oleh PKS untuk pertama kalinya mengusung pemerintahan. PKS sendiri akhirnya mendapatkan jatah satu  kementrian.
Kekalahan SBY mempertahankan dominasi kekuasaan dikarenakan merebaknya kasus korupsi oleh kader Demokrat dan akhirnya menyebabkan pengaruh SBY tumbang. Oleh karenanya seiring kekalahan pengaruh politik kekuasaan akhirnya PKS kembali berada di luar pemerintahan selama dua periode kepemimpinan Joko Widodo. Pada saatnya itu PKS adalah partai pendukung setia 2 kali Pilpres 2015 dan 2019 melawan Jokowi.
Apakah karena PKS merasa bersahabat sangat romantis dalam ajang Pilpres 2015 dan 2019 sehingga menjadi alasan PKS pingin bergabung dengan Prabowo -Gibran ? Tidaklah lupa bahwa PKS Â menjadi lawan dalam pilpres 2024?
Â
"