Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Sastra Bulan Purnama, Merawat Kebersamaan Pecinta Sastra

10 Oktober 2025   10:09 Diperbarui: 10 Oktober 2025   20:54 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antologi puisi ulang tahun SBP/Foto: Hermard

Pengayom merupakan individu atau lembaga yang tergerak menjadi "sponsor" kegiatan bersastra, bisa berupa bantuan untuk penulisan, penerbitan, pelaksanaan kegiatan sastra, dan pemberian hadiah karya sastra.

Pengertian pengayom adalah orang atau lembaga yang bertindak sebagai pendukung/pelindung (dalam pengertian luas) dalam menggiatkan olah kesastraan. Pengayom berpartisipasi dalam memberikan dukungan material terhadap kelangsungan kegiatan bersastra.

SBP bertandang ke rumah Joni Ariadinata/Foto: Hermard
SBP bertandang ke rumah Joni Ariadinata/Foto: Hermard
Komunitas Sastra Bulan Purnama (SBP) berusia empat belas tahun- akan diperingati tanggal 11 Oktober 2025 dengan diskusi dan peluncuran buku Empat Belas Purnama: Antologi 14 Tahun Sastra Bulan Purnama, turut berpartisipasi dalam menjaga dinamika pengembangan dan perkembangan sastra di Yogyakarta.

Peringatan Hari Kesaktian SBP/Foto: Yupi-Hendro
Peringatan Hari Kesaktian SBP/Foto: Yupi-Hendro
Kegiatan ultah SBP diawali dengan "Peringatan Hari Kesaktian Sastra Bulan Purnama" (1/10/2025) di Omah Lawang Ijo Kuning, Pakunden, Magelang (rumah penyair Dedet Setiadi). Beberapa seniman dan praktisi  sastra memberi komentar mengenai keberadaan SBP sebagai pengayom kegiatan sastra- bagaimana mampu bertahan selama empat belas tahun.

Savitri Damayanti, pekerja seni lulusan Sastra Nusantara UGM dan pernah bekerja di Rumah Budaya Kratonan, Surakarta, dan Amor Event Organizer, mengakui, kelebihan berbagai komunitas di Yogyakarta karena siapa pun (dari berbagai latar belakang dan usia), bisa menjadi bagian komunitas.

"Meskipun begitu, ada satu kekurangan yang menyertai keberadaan komunitas di Yogya. Tidak ada yang mampu bertahan lama, kecuali Sastra Bulan Purnama," ujar perempuan penulis puisi dan cerita pendek ini, lugas.

Hebatnya, SBP setiap bulan mengadakan satu atau dua kali  kegiatan sastra, baik pembacaan karya sastra maupun diskusi buku. Kegiatan ini berlangsung sejak tahun 2011 dan terus dikawal dengan baik oleh Ons dan kawan-kawan.

Tosa San Tosa alias Subari, lelaki asal Jambi yang kini bergerak di bidang fashion/modeling- meskipun semula berkeinginan menjadi dokter- mengaku senang bergabung dengan SBP karena terlepas dari eforia sebagai desainer.  

Meskipun lelaki yang gemar menyanyi ini tidak tahu persis sumber keuangan yang digunakan SBP untuk mengadakan kegiatan.

Selepas merasakan kuliah di Teknik Kimia UPN, sekitar tahun 1988, mulai terjun ke dunia fashion. Dalam proses selanjutnya, sebagai orang dengan latar belakang teknik, Tosa San Tosa, belajar bagaimana cara mengelola sebuah event dengan baik. 

Tahun 2002 ia membuat event Afif Syakur dengan batik Sekaring Jagad di Hotel Ambarukmo, dihadiri kalangan elit dan utusan keraton Yogyakarta. Tahun 2006 dipercaya membuat konsep Jogja Fashion Week. Tahun 2013 bergabung dengan SBP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun