"Kotor? Apanya yang kotor? Tanganku bersih," jelasku sambil memamerkan kedua tanganku.
"Hatimu yang kotor! Memperjualbelikan ilmu dengan cara licik!" ejek suara hatiku ketus.
"Licik?"
"Kau menghina dunia pendidikan. Melacurkan diri. Berapa banyak skripsi hasil copy paste yang telah kau hasilkan? Aku muak!" suara hatiku meninggi.
Aku hanya terdiam. Terbayang puluhan mahasiswa diwisuda dengan kerja abal-abalku. Aku menyesal telah berbuat bodoh, turut menciptakan generasi-generasi  plagiarism yang tak mampu menulis skripsi sendiri.
"Abah, bangun! Hari sudah siang...," terdengar samar suara istriku dari luar kamar.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!