Sewaktu harus pindah rumah, hal pertama yang terpikirkan adalah mengenai nasib koleksi  buku yang jumlahnya begitu banyak. Buku membuat pusing tujuh keliling karena saya dan keluarga berpindah ke rumah berukuran lebih kecil dan tidak mungkin dijejali ratusan buku.
Tentu, sebagai kutu buku dan suka membeli buku, tak mungkin bisa membuang buku-buku dengan mudah. Ini semacam buah simalakama. Kalau semua buku dibawa, tak tahu harus ditaruh dimana. Jika ditinggal atau dibuang, jelas akan kehilangan referensi.Â
Begitu juga dengan beberapa barang antik, tak cocok dengan hunian berkonsep modern. Lhadallah! Puyeng Pak Eko!
Tentu tidak semua buka lawas saya lepas. Terlebih buku pemberian sebagai tali silaturahmi. Buku-buku itu tetap saya pertahankan karena memang unik, bisa dipakai sebagai referensi unggulan, memiliki topik menarik yang akan memberi wawasan sepanjang masa.
Buku Kedjantanan di Sumbing menjadi penting karena memuat tujuh cerita pendek Subagio Sastrowardojo, salah satu sastrawan terkemuka Indonesia. Cerpen "Kejantanan di Sumbing" tidak dapat dilepaskan dari sejarah sastra Indonesia.Â