Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sastra Jawa Balai Pustaka

15 Februari 2023   06:59 Diperbarui: 15 Februari 2023   07:10 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku kajian mengenai sastra Jawa/Foto: Hermard

Pada masa itu Balai Pustaka memang masih berdiri, tetapi penerbit tersebut baru menerbitkan buku-buku sastra Jawa lagi pada tahun 1950-an.
Bahkan, pada masa sesudah perang, Balai Pustaka tidak lagi menduduki posisi  utama karena perkembangan sastra Jawa modern didukung pula oleh  penerbit swasta di luar Balai Pustaka.

Kenyataan di atas menunjukkan bahwa pada masa sebelum perang, Balai Pustaka dapat disebut sebagai  penentu perkembangan sastra Jawa modern. 

Dengan demikian, Penerbit Balai Pustaka beserta kiprahnya dalam menerbitkan buku-buku karya sastra perlu dicatat sebagai bagian penting dalam sejarah perkembangan kesusastraan Jawa modern.

Pernyataan tersebut mengindikasikan pula bahwa karya-karya sastra Jawa hasil jerih payah Penerbit Balai Pustaka perlu diamati, diteliti, dan diinventarisasikan. 

Dikatakan demikian karena melalui upaya pengamatan, penelitian, dan penginventarisasian yang memadai, diharapkan karya-karya sastra tersebut dapat diketahui kedudukannya, dipahami signifikansinya dalam rangkaian panjang sejarah kesusastraan Jawa secara menyeluruh. 

Lebih dari itu, hal tersebut  bermanfaat bagi upaya penyelamatan dokumen sosio-budaya Indonesia.

Perlu diketahui bahwa Balai Pustaka adalah penerbit resmi pemerintah kolonial, khususnya pada masa sebelum perang, yang secara etis-politis mengemban tugas pemerintah dalam usaha menjaga keberlangsungan program-program dan kebijakan pemerintah. 

Oleh sebab itu, dapat diasumsikan bahwa karya karya sastra Jawa modern yang diterbitkan oleh Balai Pustaka juga dipengaruhi atau bahkan mungkin "diperangkap" oleh kebijakan kebijakan pemerintah kolonial. 

Berkenaan dengan hal itulah, apabila karya-karya sastra terbitan Balai Pustaka dikaji, kajian itu tentu tidak dapat hanya berpijak pada estetika sastra, tetapi harus berpijak pula pada aspek sosiologis-politis-nya. Atau, setidaknya kajian itu harus melibatkan berbagai sistem sosial yang mendukung keberadaannya.

Alasan utamanya ialah karena karya sastra terbitan Balai Pustaka lahir dari kecenderungan sosiologis-politis berkenaan dengan adanya program politik etis yang dicanangkan oleh pemerintah kolonial (Belanda) sejak tahun 1901.

Pengertian dan atau sebutan Balai Pustaka sebaiknya tidak dipahami sebagai suatu angkatan sastra, melainkan hanya sebagai sebuah badan penerbit. 

Pertimbangan utamanya  karena di dalam peta kesusastraan Jawa modern, angkatan-angkatan seperti yang ada dalam peta kesusastraan Indonesia tidak begitu populer. Yang lebih populer dan sudah dikenal secara umum dan luas di dalam khazanah kesusastraan Jawa modern hanyalah periode sebelum atau sesudah perang kemerdekaan.

Telah dikemukakan bahwa karya-karya sastra Jawa modern terbitan Balai Pustaka  perlu dipahami sebagai suatu sistem yang berhubungan erat dengan sistem-sistem lain yang pada gilirannya akan membentuk bagian tertentu dalam rangkaian sejarah sastra Jawa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun