Disfungsi kontrol sosial keluarga merujuk pada kondisi di mana keluarga gagal memberikan arahan, pengawasan, dan pembatasan yang efektif terhadap anggotanya, khususnya terhadap anak-anak atau remaja. Artikel ini dapat menjelaskan bahwa disfungsi tersebut dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk:
Kurangnya Perhatian Orang Tua
Ketika orang tua tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap anak-anak mereka, ini dapat menyebabkan rasa terabaikan dan kurangnya dukungan emosional bagi remaja. Hal ini dapat membuat remaja merasa tidak dihargai dan cenderung mencari pengakuan dari lingkungan luar.
Kurangnya Komunikasi
Ketidakmampuan keluarga untuk berkomunikasi secara terbuka dan efektif dapat menghambat perkembangan hubungan yang sehat antara anggota keluarga. Kurangnya komunikasi dapat menyebabkan ketidakpahaman, konflik yang tidak terselesaikan, dan perasaan terisolasi di antara anggota keluarga, termasuk remaja.
Ketidakstabilan Rumah Tangga
Konflik dan ketegangan dalam hubungan antara orang tua, seperti perselisihan atau perceraian, dapat menciptakan lingkungan yang tidak stabil dan tidak aman bagi remaja. Ketidakstabilan ini dapat memengaruhi kesejahteraan emosional dan perilaku remaja, yang mungkin mencari dukungan atau pelarian di luar keluarga.
Hal tersebut membuktikan bagaimana lingkungan keluarga yang tidak sehat dapat berdampak negatif pada perkembangan dan perilaku remaja. Hal ini juga dapat memberikan dasar untuk mempertimbangkan upaya-upaya intervensi dan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi disfungsi tersebut dan meningkatkan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.
Hubungan Antara Disfungsi Keluarga dan Perilaku Tawuran
Melalui studi kasus dan penelitian empiris, para peneliti telah menemukan korelasi yang signifikan antara kondisi disfungsi dalam keluarga dengan kecenderungan terlibat dalam perilaku tawuran pada remaja. Hal tersebut dapat dilihat dari faktor-faktor berikut ini:
kurangnya Pengawasan Orang Tua
Studi kasus telah menunjukkan bahwa remaja yang berasal dari keluarga dengan disfungsi kontrol sosial seringkali mengalami kurangnya pengawasan dan pembatasan yang efektif dari orang tua. Ketidakmampuan orang tua untuk memberikan pengawasan yang memadai terhadap aktivitas dan pergaulan remaja dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk terlibat dalam perilaku tawuran sebagai bentuk ekspresi dari ketidakpuasan, frustrasi, atau pencarian identitas.