Mohon tunggu...
Hermawan Soediro
Hermawan Soediro Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Sesuatu kehidupan yang penuh kesalahan tak hanya lebih berharga, namun juga lebih berguna dibandingkan hidup tanpa melakukan apapun.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Falsafah Kehidupan Sosial

5 Mei 2013   18:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:04 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisa seperti ini mengatakan, politik sosial adalah akibat dari kekuatan perhitungan manusia dan akalnya yang selalu mencari untung, dan ini sama dengan teori ketiga dari empat teori tersebut.

Coba kita menengok ceramah Amirul Mukminin as yang lain, ceramah ke-127 Nahjul Balaghah sebagai berikut:

وَخَيْرُ النَّاسِ فيَّ حَالاً النَّمَطُ الاَْوْسَطُ فَالْزَمُوْهُ، وَ الْزَمُوا السَّوَادَ الْأَعْظَمَ، فَإِنَّ يَدَ اللهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ، وَ إِيَّاكُمْ وَ الْفُرْقَةَ

"Sebaik-baik manusia di sekitarku adalah masyarakat menengah (yang tidak berlebihan dan juga tidak kurang), maka bersamalah mereka dan bergabunglah dengan masyarakat, karena tangan Allah (kekuasaan-Nya) bersama masyarakat. Hindarilah perpecahan, karena orang yang sendiri dan terpisah dari masyarakat adalah mangsa setan sebagaimana kambing yang sendiri dan terpisah dari kelompoknya menjadi mangsa serigala."

Dua wasiat dengan dua alasan; pertama, anjuran untuk bergabung dan bersatu, alasannya adalah tangan Tuhan bersama mereka yang bersatu. Kedua, larangan berpisah dari persatuan masyarakat, alasannya adalah kesendirian sama dengan jadi mangsa setan.

Alasan pertama menceritakan gandeng tangan persatuan dengan kekuatan, kebesaran dan keagungan Allah SWT. “Tangan” adalah simbol dari kekuatan dan kekuasaan. Oleh karena itu, ketika sebuah persatuan tebentuk dan teratur, maka bersamaan dengannya terciptalah kehidupan dan lahirlah kekuasaan dan keperkasaan yang tidak lain adalah manivestasi kekuasaan dan keagungan Tuhan. Persatuan adalah pusat turunnya anugerah kehidupan, keselarasan dan keseimbangan, kekuatan dan kekuasaan, kebesaran dan keagungan Tuhan. Inilah alasan mengapa beliau mewasiatkan seseorang untuk bergabung bersama masyarakat yang bersatu.

Argumentasi kedua menegaskan manusia penyendiri akan kerasukan setan dan jin; orang yang mengisolir diri dan terpencil menyandang karakter setan. Dia belajar dari setan dan tentunya menjadi sasaran waswas yang ditebarkan setan, dan dialah yang menimbulkan perpecahan dan kegelapan. Oleh karena itu, kita dilarang berpisah dari persatuan masyarakat.

Dua alasan tersebut saling melengkapi dalam menafsirkan kehidupan sosial manusia yang rasional dan common sensional. Dengan kata lain, persatuan masyarakat adalah pusat anugerah Rahman, sedangkan kesendirian merupakan markas setan. Kelompok adalah pengkirstalan hidup yang ceria dan kuat, sementara individualitas merupakan manivestasi kematian, kelemahan, dan kehampaan. Persatuan masyarakat mengundang petunjuk Tuhan, sedangkan isolirisasi individu mengundang penyesatan setan. Oleh karena itu, siapakah yang rela lebih mendahulukan kematian dari pada kehidupan, waswas dari pada ketenangan dan kegelisahan dari pada ketentraman?!

Apa mungkin orang yang berakal sehat bertindak seperti ini?! Ini adalah penjelasan common sensional yang berasaskan akal sehat dan eksperimen sejarah. Dan ketika dihadapkan antara dua pilihan tenang atau gelisah, yakin atau ragu, untung atau rugi dan menang atau kalah, sudah barang tentu pilihan akal sehat adalah yang pertama dari kedua.

Boleh jadi kita bertanya, ceramah ke-176 Nahjul Balaghah mengajarkan individualisme, hidup mandiri, terputus dari selainnya dan tenang tanpa memikirkan urusan orang lain, dan hal ini berseberangan dengan hasil pembahasan sebelumnya tentang falsafah kehidupan sosial manusia.

Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah terlebih dahulu kita cermati ceramah tersebut dan kita amati perbedaannya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun