Menjadi model yang tidak lagi sederhana. Mengingat ini adalah hajat orang banyak. Ketika seseorang melakukan segala sesuatunya didasarkan akan kepentingan diri sendiri untuk mengangkat harkat dan martabatnya, atau sebagai pelampiasan iri hati bahkan bisa juga karena dendam kesumat akibat penindasan yang dialami sebelumnya. Ini jelas bisa membawa akibat yang menyakitkan kepada orang lain, yang tidak tahu menahu dan mau tidak mau harus mengalaminya sekarang.
Bisa jadi bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah seperti yang tertera di atas tadi. Kalau ini yang terjadi alangkah sia-sianya langkah yang sudah diambil. Seperti padanan kata yang berbunyi ini adalah usaha menjaring angin.
Dan ketika awan gelap perlahan tersingkir dari sergapannya, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Sudah cukup terik untuk berjalan kaki di lapangan bola. Seruputan teh terakhir mengingatkan akan sebuah kata bijak. Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin. Jadi siapa menabur angin akan menuai badai Begitu..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI