Mohon tunggu...
Herman 09
Herman 09 Mohon Tunggu...

Wartawan I Volunteer Anggi Foundation\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pemandian Air Panas Guci - Mandi Air Hangat Tanpa Bau Belerang

5 April 2013   02:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:43 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13651303971607865369
13651303971607865369

Pemandian Air Panas Guci menjadi ikon wisata Tegal yang cukup diminati. Hampir setiap hari kawasan ini dibanjiri pengunjung yang ingin merasakan air hangat alami tanpa bau belerang. Belum lagi pemandangan yang memanjakan mata karena kawasan wisata ini terletak di kaki Gunung Slamet yang masih asri. Jadi, tunggu apa lagi!

Kota Tegal di Jawa Tengah yang terkenal dengan ikon Warung Tegalnya memiliki banyak potensi pariwisata yang menarik, terutama wisata alam. Yang paling terkenal adalah Pemandian Air Panas Guci di kaki Gunung Slamet. Dari kota Slawi berjarak tempuh sekitar 30 km, sedangkan dari kota Tegal berjarak sekitar 40 km ke arah selatan.

Bebas Bau Belerang

Sepanjang perjalanan menuju lokasi pemandian, kita akan disuguhi pemandangan yang elok berupa hamparan sawah dan perkebunan sayurdengan udara yang sejuk khas pegunungan. Namun harus berhati-hati dalam berkendara karena cukup banyak tikungan, tanjakan dan turunan yang curam.

Biaya masuk yang dikenakan Rp. 7.000. Setelah itu dari areal parkir, kita masih harus berjalan kaki menuju ke tempat pemandian. Sepanjang perjalanan, kita juga bisa menemukan toko-toko souvenir dan penjual makanan khas untuk oleh-oleh.

Yang istimewa dari Pemandian Air Panas Guci adalah airnya yang panas dan jernih serta tidak berbau belerang. Tempat ini juga memiliki beberapa pancuran dengan suhu yang berbeda-beda. Air panas di Guci juga diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti reumatik, gatal-gatal serta penyakit kulit lainnya.

Di bagian atas pemandian umum yang disebut pancuran 13, terdapat air terjun dengan air yang lebih dingin bernama Air Terjun Jedor. Dinamakan Air Terjun Jedor karena dulunya tempat di sekitar air terjun setinggi 15 meter itu dimiliki oleh seorang Lurah yang bernama Lurah Jedor. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 15 meter.  Konon, kalau kita mandi di tempat ini pada tengah malam jum’at kliwon dengan memohon sesuatu, permohonan apapun akan dikabulkan.

Setelah puas menikmati hangatnya air pancuran, kita juga bisa berkeliling areal wisata untuk membeli oleh-oleh dan mencicipi aneka jajanan. Karena udaranya cukup dingin, menikmati teh poci hangat dan sate kambing muda bisa menjadi pilihan. Untuk makanan ringannya, yang khas di sini adalahmanisan pepaya berwarna-warni dan manisan buah ciremai yang manis.Kita juga bisa berkeliling objek wisata dengan menyewa kuda tunggang. Tarifnya cukup murah, Rp 10. 000 untuk sekali putaran.

‘DIJAGA’ SEEKOR NAGA

Menurut mitos yang berkembang di masyarakat, air panas yang mengalir di Guci berasal dari air yang diberikan Walisongo kepada orang yang mereka utus untuk menyiarkan agama Islam ke Jawa tengah bagian barat di sekitar Tegal. Karena air itu ditempatkan di sebuah guci dan mendatangkan berkah, masyarakat kemudian menyebut lokasi ini dengan nama Guci.

Karena jumlah air yang diberikan sangat terbatas, salah seorang sunan kemudian menancapkan tongkat saktinya ke tanah, sehingga mengalirlah air panas tanpa belerang yang diyakini oleh masyarakat sekitar mendatangkan berkah. Sampai saat ini, banyak yang khusus datang setiap malam jum’at klimon untuk melakukan ritual mandi bersama.

Mitos lainnya menyebutkan bahwa objek wisata ini dijaga oleh seekor naga yang menempati sebuah goa di lereng Gunung Slamet. Naga inilah yang konon memberi khasiat pada air panas yang mengalir deras. Naga ini juga disimbolkan oleh sebuah patung naga yang diletakkan persis di pintu masuk areal pemandian.

Untuk menuju kawasan ini, kita bisa menggunakan kendaraan pribadi atau umum.  Jika dari kota Tegal ambil jurusan ke selatan menuju Purwokerto. Setelah melewati kota Slawi, kita akan tiba di daerah Kecamatan Lebaksiu.  Di kecamatan ini akan ditemui pertigaan (terdapat penunjuk jalan ke arah Guci) bernama Yomani (Yamansari-Lebaksiu).  Ambil belokan ke kiri ke arah Guci.  Setelah kurang lebih 25 km dari pertigaan tersebut, terlebih dahulu melewati kecamatan Bumi Jawa dan Desa Tuwel, kita akan tiba di Pemandian Air Panas Guci.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun