Mohon tunggu...
Herini Ridianah
Herini Ridianah Mohon Tunggu... Guru - write with flavour

pemerhati sosial dan pendidikan, guru les MIPA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menumbuhkan Budaya Baca di Sekolah Demi Kemajuan Bangsa

13 Oktober 2017   06:25 Diperbarui: 22 Oktober 2017   21:32 2399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang ibu yang peduli terhadap kualitas generasi, hendaknya membiasakan membacakan buku, terlebih al-Qur'an pada anaknya sejak dalam kandungan. Hal ini akan meningkatkan pengembangan bahasa dan kecerdasan sejak dini. Di masa golden age , orangtua berperan besar dalam menumbuhkan minat membaca sejak dini, yaitu dengan mengenalkan buku-buku yang sesuai dengan usia anak. Mulai dari buku yang bisa berubah bentuk (Convertible book), Busy Book yang menyediakan bermacam kegiatan kreatif di dalamnya, buku suara-suara (Noisy book) yang berbunyi ketika disentuh gambarnya, buku piano untuk bermain musik, dan Pop-up book dengan ilustrasi seru yang muncul di setiap halamannnya.

Jika harga buku dirasa mahal, maka salah satu solusinya adalah berburu buku di pasar buku bekas. Harga yang ditawarkan sangat terjangkau. Sebagai contoh, jika majalah anak-anak yang baru harganya Rp 12.000--Rp 15.000, maka jika beli yang secondatau yang lawas harganya bisa hingga Rp 2.500,-. Padahal majalah tersebut kondisinya masih bagus dan hanya karena sudah terbit sebulan lalu misalnya, sehingga ditarik dari pasaran. Menjadikan buku sebagai oleh-oleh dari orangtua adalah kebiasaan baik untuk menanamkan kecintaan mereka terhadap buku.

Sediakanlah waktu luang secara rutin untuk membacakan buku pada anak dengan cara yang menyenangkan. Lama-kelamaan anak akan berkeinginan membaca buku sendiri. Saat itulah anak mulai jatuh cinta pada buku. Tugas orangtua kemudian, memastikan apa yang dibaca anak dapat dipahami dengan baik. Caranya, tunjukkan apresiasi terhadap kegiatan membaca anak. Kegiatan mendongeng oleh orangtua sebelum anak tidurpun akan membantu anak bagaimana membaca cerita dengan intonasi yang tepat, sehingga pada waktunya anak akan mampu melakukan story telling.

Waktu liburanpun bisa dimanfaatkan untuk menyelipkan kegiatan membaca bersama, misalnya ketika olahraga pagi di acara Car Free Day biasanya ada mobil perpustakaan keliling, maka singgahlah dan bacalah buku disana. Ini adalah salahsatu cara belajar menyenangkan bagi anak (fun learning). Jika kebiasaan membaca pada anak sudah mulai tumbuh, maka buatlah target membaca pada anak secara bertahap. Tingkatkan kemampuan membacanya agar bisa membaca cepat, sehingga kelak bisa memahami isi banyak buku dalam waktu yang singkat. Hal ini bisa menjadi bekal baginya kelak untuk menjadi penulis yang piawai menuangkan intisari apa yang telah dibacanya ke dalam tulisan.

b. Peran Sekolah

Sekolah adalah tempat untuk menguatkan dan meneruskan kebiasaan baik yang sudah terbentuk dari rumah. Beberapa upaya yang bisa dilakukan pihak sekolah, yaitu:

Ada baiknya di setiap kelas dibuat perpustakaan mini yang menarik. Rak-rak buku  terbuat dari kardus yang dihias sesuai kreatifitas siswa. Secara bergantian beberapa siswa diberi tanggungjawab untuk mengelolanya, mulai dari pengadaan, peminjaman, dan pengembalian buku oleh siswa yang lain. Ide perpustakaan mini ini telah dipraktekan di salahsatu SD di Makasar dan terbukti menambah minat baca anak.

Penerapkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) bisa dilakukan dengan diberlakukannya jam literasi. Siswa diwajibkan membaca selama 10 menit di dalam kelas sebelum dimulainya jam pelajaran. Kegiatan ini dikoordinir oleh walikelas masing-masing. Setiap anak dapat menuliskan ringkasan apa yang telah dibacanya. Bahkan,  di Jepang tradisi ini sudah sangat lama dilakukan pada murid SD disertai reward dan punishment. Ternyata, dalam jangka panjang sudah terbukti cukup efektif dalam menanamkan kebiasaan membaca (reading habits) sejak dini. 

Perpustakaan sekolah harus dibuat semenarik mungkin sehingga menjadi tempat favorit siswa. Warna dinding yang terang, tata ruang yang menarik, hiasan dinding yang cantik. Sesuai karakter anak SD yang lincah, maka agar mereka nyaman membaca, sebaiknya sediakan karpet besar dengan warna mencolok dengan bantal-bantal besar, seperti ruang baca mereka di rumah. 

Tak perlu meja kursi yang tertutup kanan kirinya, seakan tak mau diganggu. Rak-rak tempat buku pun dibuat menarik dan tingginya tidak melebihi rata-rata tinggi mereka. Upayakan perpustakaan sekolah berupa ruangan besar dengan sirkulasi udara yang baik dan sinar matahari yang cukup. Penjaga perpustakaannya pun haruslah seorang yang ramah dan dekat dengan siswa.

Sekolah bisa mengadakan ajang kompetisi membaca, mulai dari membaca cepat dan benar, story telling,membaca puisi, lomba meresensi buku. Kegiatan tersebut dilengkapi juga acara pameran buku murah dan berkualitas dengan mengundang penulis buku yang berbagi cerita tentang manfaat membaca. Bisa pula dengan mengundang profesi lainnya yang terkait dengan kebiasaan membaca, misalnya: penerjemah buku-buku asing, pendongeng, dan sejenisnya. Hal ini bermanfaat bagi siswa untuk memberikan gambaran sejak dini bahwa membaca itu penting dan banyak manfaatnya di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun