Mohon tunggu...
Heribertus SetyoHermawan
Heribertus SetyoHermawan Mohon Tunggu... Guru - Hari Esok Raih Impian (HERI)

Hari Esok Raih Impian (HERI)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perjalanan ke Langit Karya Kuntowijoyo: Kajian Semiotik

8 November 2022   00:53 Diperbarui: 8 November 2022   01:03 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari pusat samudera

Kutipan bait kedua tersebut bermakna Tuhan  menyediakan semuanya, awan putih di bukit yang artinya sebagai jalan menuju Tuhan. Berikan tanda yang berarti Tuhan memberikan sebuah petunjuk dalam bentuk angin yang akan membawamu pergi. 

Hal tersebut  artinya angin sebagai mesin pendorong untuk mempercepat perjalanannya. Perjalanan dari pusat samudra artinya dari pusat penjemputan. Tuhan telah mempersiapkan semua untuk perindu yang kembali kepadanya dengan yang telah disediakan oleh-Nya. 

Dalam bait kedua simbol kereta memberikan simbol pada bait pertama akan melaju dengan tanda dan petunjuk. Signifier berbunyi awan putih di bukit; berikan tanda; angin membawamu pergi. Hal tersebut dari sebuah arah bagi kereta yang dimaksudkan. 

Apabila disajikan awan putih di bukit sebagai signifier. Hal tersebut sebuah jalan menuju Tuhan itu sebagai signifer. Sedangkan angin membawamu pergi sebagai signifier sebuah mesin untuk menuju secara cepat kepada Tuhan sebagai signified. Akan tetapi, pada bait sebelumnya kereta dimaknai sebagai sarana/alat menuju kepada  Tuhan, akhirnya angin dan awan sebagai arah untuk melaju. 

Sudah disiapkan

Awan putih di bukit

Berikan tanda

Angin membawamu pergi

Dari pusat samudera

Bait  kedua bermakna Tuhan sudah menyiapkan semuanya. Tuhan menghadirkan sebuah petunjuk. Angin membawa pergi untuk mendorong perjalanan dengan cepat sampai tujuan.  Penulis menghadirkan makna bahwa Tuhan sudah mempersiapkan semua untuk para pengikut-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun