Mohon tunggu...
Herry Gunawan
Herry Gunawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang pemuda yang peduli

Saya seorang yang gemar fotografi dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Terjebak Isu Pemantik Radikalisme di Masa Pandemi

20 Juni 2020   10:54 Diperbarui: 20 Juni 2020   11:07 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waspada Radikalisme di Tengah Pandemi - kompas.tv

Covid-19 telah membuat sebagian masyarakat kita pusing bahkan mungkin ada yang stress. Setiap hari ratusan bahkan ribuan orang dinyatakan positif terpapar covid-19. Kekhwatiran yang tidak dilengkapi dengan informasi yang tepat, membuat ketakutan yang berlebihan. Dan ketika ketakutan itu terus dibiarkan tanpa dikendalikan, akan mudah terpengaruh oelh informasi-informasi yang berkembang. Sementara informasi tersebut belum tentu benar, belum tentu valid, dan belum tentu terjadi.

Karena informasi bohong itulah, banyak masyarakat langsung mempercayainya tanpa memastikan kebenaran informasi tersebut. Rendahnya literasi masyarakat, membuat perkembangan informasi bohong ini terus dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. Dan di masa pandemi ini, pihak-pihak yang tak bertanggung jawab tersebut masih terus memanfaatkan masa pandemi untuk menebar ketakutan.

Kelompok intoleran seringkali menebar informasi yang bisa memantik kemarahan. Provokasi yang dimunculkan langsung diarahkan pada pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar kebencian masyarakat ke pemerintah semakin menguat. Dalam konteks pandemi covid-19 ini misalnya. Pernah beredar informasi yang mesatkan, bahwa pembatasan aktifitas peribadahan di masjid merupakan bentuk tidak pedulinya pemerintah dengan umat muslim. 

Pemerintah dianggap membatasi hak masyarakat untuk beribadah, dan lain sebagainya. Padahal, tujuan pembatasan tersebut murni untuk melakukan pencegahan penyebaran virus di tempat publik. Anjuran untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah, tidak diindahkan oleh kelompok ini.

Akibatnya, penyebaran virus di masjid dan tempat ibadah sempat terjadi di masa pandemi. Hal yang sama pun akhirnya dilakukan oleh Arab Saudi yang menutup masjidil haram dari segala aktifitas peribadahan. Tidak berhenti sampai disini, kelompok ini terus saja memunculkan isu yang bisa memantik kebencian dan kemarahan publik. 

Bahkan, masyarakat yang meninggal karena positif corona pun, mendapatkan diskriminasi dan ditolak untuk dimakamkan. Anggota kelurganya pun juga mendapatkan diskriminasi, karena dianggap membawa virus. Bahkan, petugas medis yang membantu para pasien positif corona pun, juga mendapatkan diskriminasi.

Karena kelompok radikal ini merasa dirinya paling benar, mereka pun terus melakukan aktifitas berkumpul dengan alasan yang mereka ciptakan sendiri. Akibatnya, tidak sedikit dari mereka yang terpapar virus dan menolak melakukan isolasi. Mari kita saling introspeksi dan mengingatkan satu dengan yang lain. Mari kita tetap membekali diri dengan informasi yang benar, agar tidak mudah terpapar virus corona dan virus radikalisme.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun