Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perseteruan Memahat Takdir

6 Mei 2022   20:39 Diperbarui: 6 Mei 2022   20:41 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : bored panda@pinterest.com

Perseteruan Memahat Takdir

Peseteruan antara
malaikat maut dan dokter
yang dengan segala daya upaya
mencoba untuk selamatkan nyawa

Nyawa pasiennya dari
cengkraman erat lengan milik
malaikat maut yang sedianya ingin
tunaikan tugasnya mencerabut nyawa

Bulir-bulir keringat
sang dokter sebesar butir
jagung seakan diperas mengucur
deras sederas rapalan doa tak henti

Dilangitkan dan mencoba
mengetuk pintu langit agar terbit
mentari keajaiban bagi sang pasien
di denyut nadi kian lemah di hela nafas

Yang tinggal satu-satu
seakan menanti ajal yang
kian mendekat seiring warna
pucat sepucat selembar kain kafan

Diseka lamat-lamat
bulir keringat di antara
segumpal rasa tegang serta
di sebongkah cemas meremas

Namun sayang disayang
waktunya telah sampai hingga
sang dokter hanya gelengkan kepala
seraya angkat kedua lengan pertanda

Sang pasien tak kuasa
bertahan lebih lama di detik
tak berjeda di lengan malaikat
berayun guna mencabut nyawa

Perseteruan memahat takdir
perihal usia terkikis habis

H 3 R 4
Jakarta, 6/5/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun