Baki Tinta, Pena Jiwa Guratan Rasa Menguak
Cerita
Apa yang hendak ku tulis
hati kecil melempar tanya
tak urung gamang pun melanda
seraya netra menatap selembar kertas kosong
tengah tergolek di atas meja kayu
entahlah jari jemari sepertinya
enggan meliuk mengajak tubuh pena
guna berdansa memuntahkan cairan pekat
menggurat satu persatu aksara
kemudian meniupkan ruh di dalamnya
hingga miliki jiwa bersarang di tiap hurufnya
Aksara terpelanting
dari dahan kepala nan rimbun
lalu digores lancip ujung pena ikuti kata jiwa
maka tercecer tinta menggurat kata
terangkum menjadi bait-bait sajak
endapan lara tumpahan asa
muntahan kecewa selimuti atma
pena jiwa tak henti menggurat
di nadi-nadi malam hingga pagi
memutus urat nadi mimpi
dan mimpi pun terberai embun dini hari
serta terbakar panas bara mentari
Baki tinta kosong takada isi
namun jantung puisi
akan selamanya berdenyut
di geliat asa hiasi lembar hari
seraya mereguk secawan madu bahagia
atau pun menelan pil pahit kecewa
di atas roda-roda kenyataan
serta asam kecut buah kehidupan
di setiap hela nafas
yang dianugrahkan Tuhan
baki tinta pena jiwa guratan rasa menguak cerita
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 17/12/20211