Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bocah Beraroma Matahari Mengakrabi Tarian Debu

31 Juli 2021   08:45 Diperbarui: 31 Juli 2021   10:07 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Flickr.com

Bocah Beraroma Matahari Mengakrabi Tarian Debu

Di siang yang terik
bocah beraroma matahari
tak beralas kali berjalan tertatih
memikul berat karung-karung miliknya

Menyembul deret tulang iga
terpampang nyata dibungkus hanya
selembar kulit nan tipis berselimut tebal
bersenti daki mencium seluruh epidermis

Di bawah kolong langit
yang menjadi atap beralaskan
tanah sebagai tempat pijakannya
mengais remah rezeki ditumpukan limbah

Didaki tinggi gunung sampah
di antara pelukan erat beribu lelah
di antara ciuman beling di tapak kaki
di antara sengatan aroma busuk terhidu

Bocah beraroma matahari
tak kenal hari bekerja dan bekerja
demi mengubah keadaan tanpa pernah
berpangku tangan hingga satu hari nanti

Ribuan lelah terbayar sudah
maka dapat merekahkan elok
kuntum-kuntum bunga bahagia dan
kepingan sukacita mendalam diruas hati

Bocah beraroma matahari
saban hari menyaksi liar tarian
debu seakan menampar wajahnya
garang surya membakar legamkan kulit

***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 31/7/2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun