Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jiwa Terluka dan Terlunta

18 September 2020   19:19 Diperbarui: 18 September 2020   19:24 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jiwa terluka dan terlunta

Ingin kuteriak sekeras-kerasnya
hingga suaraku parau dan hilang
ditelan gemuruh ombak

Ragaku ada di sini tetapi tidak jiwaku
ia berkelana nun jauh di sana
ke negeri antah berantah

Debur ombak menderu menghantam karang
seakan menjelma kidung kesedihan
yang teramat dalam mencabik perasaan

Pikiranku menerawang jauh
bersamaan kalut yang datang menerjang
laksana air bah menghempas keras

Aku berlari dan terus berlari
bersembunyi dari pedang kenyataan
yang tajam terhunus ke arahku

Asaku kini seperti daun yang luruh ke tanah
terpelanting dan terinjak
derap langkah kaki orang yang lalu lalang

Kurasakan sepi di tengah keramain
jiwa terlunta tanpa arah dan tujuan
aku hilang bersama pekat malam

Bersama bergelas-gelas arak!

***
Hera Veronica
Jakarta | 18 September 2020 | 19:19

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun