Jiwa terluka dan terlunta
Ingin kuteriak sekeras-kerasnya
hingga suaraku parau dan hilang
ditelan gemuruh ombak
Ragaku ada di sini tetapi tidak jiwaku
ia berkelana nun jauh di sana
ke negeri antah berantah
Debur ombak menderu menghantam karang
seakan menjelma kidung kesedihan
yang teramat dalam mencabik perasaan
Pikiranku menerawang jauh
bersamaan kalut yang datang menerjang
laksana air bah menghempas keras
Aku berlari dan terus berlari
bersembunyi dari pedang kenyataan
yang tajam terhunus ke arahku
Asaku kini seperti daun yang luruh ke tanah
terpelanting dan terinjak
derap langkah kaki orang yang lalu lalang
Kurasakan sepi di tengah keramain
jiwa terlunta tanpa arah dan tujuan
aku hilang bersama pekat malam
Bersama bergelas-gelas arak!
***
Hera Veronica
Jakarta | 18 September 2020 | 19:19