Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mbah Dukun

14 September 2020   17:45 Diperbarui: 14 September 2020   17:54 1623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbah Dukun

Weshewes.hewes.hewes
takekak.tekekok.tekikik
similekete.similekete.similekete
hussss......berrrrr......ughhhh
ciattttt....puihhhh....cuihhhh....

Mata mendelik sesekali melirik
seperti mata culik
tengah menyambat
memanggil penguasa
alam kegelapan setan kuburan

Demit Rowo
wewe gombel
Kuntilanak
memedi
tuyul

Menyeru roh-roh leluhur
agar segera datang
sebab sesajen telah disediakan
ayam cemani, bunga 7 rupa, kopi hitam
tak lupa 1 bungkus rokok kretek 234


Dibacanya mantera-mantera
di segelas banyu bening lalu
disemburnya air dari cangkemnya
kesegala penjuru arah
yang diyakini ampuh dan mujarab

Tiba-tiba badan Dukun bergetar hebat
mata melotot merah mulut meracau
sepertinya sang dukun tengah kerasukkan
mendadak seperti cacing kepanasan
terkadang menirukan tingkah kera

Yang menggaruk-garuk kepala
terkadang tertawa terbahak
layaknya wong edan
sesekali menangis meratap-ratap
entah apa yang di tangisi

Ah Mbah Dukun!
Pasiennya pada mabur
lari tunggang-langgang
akibat ketakutan
alhasil ditinggallah Mbah Dukun sendirian

***
Hera Veronica
Jakarta | 14 September 2020 | 17:45

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun