Mohon tunggu...
Lestarisiana
Fiksiana
Cerbung Cerpen Horor Puisi Roman
Halo Lokal
Bandung Joglosemar Makassar Medan Palembang Surabaya
Humaniora
Bahasa Filsafat Pendidikan Seni Sosbud
Inovasi
Gadget Nature Otomotif
Lyfe
Beauty Book Diary Film Games Healthy Hobby Home Humor Love Music Parenting Worklife
Money
Entrepreneur Financial
New World
Artificial intelligence Cryptocurrency Metaverse NFT
Olahraga
Atletik Balap Bola Raket
Ruang Kelas
Ilmu Alam & Tekno Ilmu Sosbud
Travel Story
Foodie Trip
Video
Vox Pop
Hukum Kebijakan Politik
Lagi Rame!
Affan Kurniawan. Remember His Name!
Demokrasi Jalanan: Ketika Kedaulatan Rakyat Menjadi Nyata
Demo dan Perjalanan: Sebuah Refleksi
Antara Gaji Fantastis DPR dan Harga Nyawa Rakyat
Affan adalah Simbol Perlawanan
Affan dan Promo Belasungkawa Tidak Tersedia
Kamu pasti suka!
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bumi Butuh Kompos ala Tutut Setyorini

6 Maret 2025   22:12 Diperbarui: 10 Maret 2025   07:36 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi proses pengomposan limbah dapur (Sumber Foto fahum.umsu.ac.id). 
Ilustrasi proses pengomposan limbah dapur (Sumber Foto fahum.umsu.ac.id). 
Ilustrasi proses pengomposan limbah dapur (Sumber Foto fahum.umsu.ac.id). 
Limbah sayuran untuk kompos (Foto Dokpri). 
Bahan kompos sudah dipotong-potong kecil (Foto Dokpri). 
Material coklat dan material hijau untuk proses pengomposan (Foto Dokpri). 
Setelah material hijau dan material coklat dicampur merata lalu disiram dengan biaktivator berupa air cucian beras. (Foto Dokpri). 
Kompos kering yang belum diayak hasil pengompsan selamat 4 bulan (Foto Dokpri). 
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percobaan ini hanya menggunakan bahan-bahan skala kecil dan wadah komposternya juga hanya sebuah pot datar dengan volume kecil. Mungkin nanti bisa digunakan bahan dengan skala lebih besar dengan wadah komposter skala besar pula. 

Tidak lupa ucapan terima kasih kepada Mbak Tutut Setyorini yang telah memberikan artikel-artikel yang sangat bermanfaat sebagai panduan lengkap dalam upaya kita untuk membuat kompos di rumah. 

Salam Lestari @hensa17.  

***** 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  2. 1
  3. 2
  4. 3
  5. 4
LIHAT SEMUA
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
TAG

bumibutuhkompos x tutut setyorinie

limbah dapur

sayuran

material hijau

material coklat

hensa17

bumi butuh kompos

kompasiana awards

game changer

kompos

bioaktivator

ramadan bercerita 2025

ramadan 2025

inovasi

nature
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Batalkan Laporkan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.
Pelajari selanjutnya.