Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasiana dan Penerbit YPTD, Wujud Sinergi dalam Perjuangan Literasi

19 Agustus 2021   16:31 Diperbarui: 19 Agustus 2021   16:54 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Buku (Sumber Foto MaskaRad via Kompas.com)

Dunia literasi kita sangat membutuhkan media yang dapat menunjang pengembangan diri bagi para penulis. 

Sebuah platform blog dan publikasi online telah dikembangkan oleh Kompas Cyber Media sejak 22 Oktober 2008 yang dikenal hingga saat ini dengan nama Kompasiana.

Kompasiana sudah lama berkiprah, 13 tahun sudah melayani dunia literasi negeri ini dengan menyediakan diri sebagai Rumah Bersama bagi Para Penulis beragam latar belakang.

Penulis-penulis di Rumah Bersama ini beragam dari para Jurnalis Senior, para Pakar dengan keilmuan tertentu, Dosen, Mahasiswa milenial hingga para Purnawirawan dan Purnakaryawan atau Pensiunan. Semua bergabung di Rumah Kompasiana. 

BACA JUGA : Makna Momen Hijrah dalam Menghadapi Pandemi yang Melanda Negeri

Adalah Thamrin Dahlan, seorang Kompasianer aktif hingga saat ini. Beliau adalah Purnawirawan Polri. Saat ini masih aktif memberikan kuliah di sebuah Perguruan Tinggi.

Beliau juga berprofesi sebagai Jurnalis. Sebagai Penulis, beliau sangat produktif karena telah menerbitkan 40 buku.

Pak Thamrin Dahlan adalah anggota ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia. Saya pertama kali mengenal Beliau di Kompasiana pada tahun 2012 ketika pertama kali saya bergabung di Blog Keroyokan tersebut pada 5 Mei 2012. Sementara beliau sendiri sudah bergabung dua tahun sebelumnya tepatnya 19 Agustus 2010.

Beliau berkiprah di Kompasiana sudah menghasilkan 2874 artikel dengan 1.635.713 pembaca. Ya benar hampir 3000 artikel dan 1,6 juta pembaca sejak beliau bergabung di Kompasiana.

Uniknya setahun yang lalu pada tanggal yang sama dengan bergabungnya di Kompasiana, Pak Thamrin mendirikan Penerbit Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD) tepatnya pada 19 Agustus 2020. 

Yayasan ini kegiatannya adalah memberikan fasilitas bagi para penulis untuk menerbitkan hasil karyanya menjadi sebuah Buku. Termasuk para Penulis di Kompasiana ini. 

Inilah media yang dijadikan sarana perjuangannya dalam memajukan dunia literasi bagi Negeri ini. Kehadiran Penerbit YPTD sangat memberikan manfaat luar biasa bagi para penulis yang ingin karya-karya mereka terbit dalam bentuk Buku.

Dalam usianya baru setahun ini, Penerbit YPTD sudah berhasil mencetak lebih dari 300 Buku dengan ISBN. Sebuah sinergi yang sangat tepat bagi dua media yaitu Kompasiana dan Penerbit YPTD. 

Hal ini karena muara bagi para penulis adalah adalah terbitnya karya-karya mereka dalam bentuk buku baik dalam bentuk cetak maupun digital.

Para Penulis dapat mengirimkan hasil karyanya untuk diterbitkan menjadi Buku ber ISBN hanya dengan dana seikhlasnya kepada Penerbit YPTD.

Bagi saya, dalam mengisi hari-hari pensiun, dengan gembira saya selalu meluangkan waktu untuk menulis di Kompsiana. Rubrik Olah raga terutama cabang sepakbola yang paling banyak saya isi dengan artikel baik reportase pertandingan atau analisa pra laga atau pasca laga.

Selain rubrik olah raga, saya juga kerap menulis karya fiksi baik berupa cerpen maupun novel. Atau kadang juga rubric puisi.

Media seperti Kompasiana ini merupakan tempat yang sangat nyaman bagi para penulis yang meramaikan khasanah dunia literasi.

Karya-karya tulis yang ditayangkan di Kompasiana akan lebih sempurna andai bisa diterbitkan menjadi karya Buku yang berguna bagi memajukan Dunia literasi.

Untuk itulah sangat dperlukan media penerbitan yang dapat menampung karya-karya tersebut sehingga akhirnya bisa terbit menjadi Buku.

Terutama bagi saya sebagai Pensiunan sejak tahun 2011, kehadiran Penerbit YPTD adalah ibarat air di tengah dahaga dan api semangat di tengah dingin dan senyapnya kemalasan.

Penerbit YPTD telah kembali membangkitkan semangat menulis. Memang saya sudah pernah menerbitkan buku berupa novel dan kumpulan Cerpen dari beberapa Penerbit berbayar.

Namun Penerbit YPTD selalu menyediakan fasilitas sebagai penerbit ber ISBN tanpa pungutan biaya atau biaya seikhlasnya. Sejauh ini saya baru menerbitkan 3 buah buku, dua buku fiksi berupa Novel dan satu buku ilmiah.

Dua fiksi saya yang diterbitkan YPTD adalah Novel Novel Puspita Hati dan Sugar. Sedangkan karya ilmiah kategori non fiksi, sebuah buku berjudul Teknologi Tebu. Karya ini adalah pengalaman selama saya bekerja sebagai salah seorang peneliti teknologi pasca panen di sebuah lembaga penelitian. 

Dalam usianya yang baru setahun pada tanggal 19 Agustus 2021, Penerbit YPTD telah banyak beraksi dalam memperjuangkan dunia literasi.

Kompasiana dan Penerbit YPTD, kehadirannya sangat terasa bermanfaat bagi para Penulis. Menumbuhkan semangat tinggi berjuang dalam dunia literasi untuk terus berkarya.

Dirgahayu Penerbit YPTD. Semoga pada tahun-tahun mendatang semakin terus berkembang menjadi Penerbit yang maju dan Berjaya.

Salam literasi @hensa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun