Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

All England 2021, Kento Momota Tumbang dan Denmark ke Final Tunggal Putra

20 Maret 2021   05:33 Diperbarui: 20 Maret 2021   13:27 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kento Momota tersisih di perempat final oleh LeeZii Jia asal Malaysia (Foto BWFbadminton.com)

Turnamen All England yang sudah tidak diikuti oleh para pemain Indonesia sudah memasuki babak semifinal pada Sabtu (20/3/21). Empat tunggal putra berhasil lolos dari babak perempat final dengan mengalahkan lawan-lawan mereka. Denmark memastikan satu tempat di final tunggal putra ketika Anders Antonsen bertemu Viktor Axelsen di semifnal.

BACA JUGA : Sejarah Panjang Prestasi Pebulutangkis Indonesia

Bertempat di Utilita Arena Birmingham terjadi kejutan ketika unggulan pertama Kento Momota tumbang oleh pemain muda Malaysia Lee Zii Jia dengan dua games langsung, 21-16 dan 21-19. 

Lee yang merupakan unggulan ke-6 berhasil menerapkan taktik cukup jitu dengan sabar melayani permainan Momota. Berkali-kali adu reli yang ketat diantara dua pemain ini yang menguras tenaga. 

Kento Momota kembali ke bulutangkis internasional setelah lama absen harus menglami kenyataan pahit. Sang juara All England Open 2019 tersebut harus terisisih di fase perempat final. 

Pebulutangkis Malaysia, yang tidak pernah menembus benteng Momota dalam enam pertandingan sebelumnya, akhirnya menyatukan langkah yang tepat untuk membongkar juara dunia dua kali itu hanya dengan dua games. 

"Ini momen yang sangat besar bagi saya dalam karir saya," kata pria Malaysia itu. “Ini adalah kemenangan pertamaku melawan Momota. Kami telah bertemu enam kali dan saya tidak pernah menang dan saya sangat senang karenanya." Demikian kata Lee dengan sumringah usai laga tersebut seperti dilansir BWFbadminton.com (19/3/21).

Pada babak semi final Lee akan berhadapan dengan pemain asal Belanda, Mark Caljouw. Pemain ini satu grup dengan Ginting yang kemungkinan bertemu pada babak perempat final. Tapi Ginting sudah dinyatakan WO pada babak pertama. 

Pada tunggal putra ini Indonesia memiliki dua unggulan yaitu Anthony Ginting diunggulkan pada posisi ke-4 dan Jonatan Christie merupakan unggulan ke-5. 

Ginting berada di grup atas bersama unggulan satu Kento Momota. Sebenarnya pemain tunggal putra kita ini diskenariokan bertemu Momota di semi final. Namun Ginting malah sebelum bertanding sudah dipaksa mundur oleh Panitia All England. 

Sementara Jonatan Christie masih sempat memenangkan laga melawan Kunlavut Vitidsarn, tunggal asal Thailand 21-13 dan 24-22 di babak pertama untuk lolos ke 16 besar. 

Usai laga itu, Jojo juga dipaksa mundur dan dinyatakan kalah WO dari lawannya yang juga asal Thailand, Sitthikom Thammasin. 

Jika saja lanjut, maka Jojo seharusnya bertemu Viktor Axelsen di babak perempat final. 

Axelsen sebagai unggulan kedua, berhasil memenangkan laga perempat final dengan mengalahkan pemain Thailand Sitthikom Thammasin dua games langsung, 21-4 dan 21-15. 

Pertarungan yang tidak seimbang bagi Axelsen yang sangat mendominasi permainan. Game pertama Sitthikom hanya diberi angka 4 poin saja. 

Ketika Indonesia dipaksa mundur dari turnamen, Axelsen sempat memberikan pernyataan kepada para pewarta di Birmingham bahwa hal tersebut sangat disayangkan. 

Tentu saja mundurnya Indonesia dari turnamen mengurangi persaingan ketat para pemain dalam memperebutkan gelar juara. 

Apalagi dalam All England kali ini, China juga tidak ikut berpartisipasi karena alasan kemanan akibat pandemi Covid-19 yang melanda Inggria. 

All England tahun ini dipastikan terasa hambar tanpa kehadiran dua negara adidaya bulutangkis Dunia tersebut.  

Viktor Axelsen seperti diprediksi akan berhadapan dengan unggulan ke-3 sesama satu negara, Anders Antonsen di semi final. 

Setelah pada babak perempat final Antonsen berhasil menyingkirkan lawannya asal Jepang, Kanta Tsuneyama dalam duel yang ketat tiga games, 21-16, 9-21 dan 21-11. 

Dua tunggal asal Denmark ini harus berhadapan di semifinal dan siapapun pemenangnya maka wakil Denmark sudah dipastikan hadir di final. Ini adalah sesuai dengan keinginan Presiden BWF, Poul Erick Hoyen Larsen yang mengharapkan gelar tunggal putra jatuh ke pemain asal Denmark. 

Seperti diketahui bahwa BWF memutuskan test PCR ulang ketika ada beberapa pemain Denmark yang positif Covid-19. 

Bahkan pertandingan All England hari pertama diputuskan diundur beberapa jam waktunya untuk menunggu hasil test PCR mereka. 

Keistimewaan yang diterima oleh para pemain Denmark ini tidak dialami oleh para pemain Indonesia yang justru dipaksa mundur bukan karena mereka positif Covid-19.  

Sungguh peristiwa yang sangat menggelikan dan memalukan bagi perbulutangkisan Dunia terutama mempertanyakan profesional dan sportivitas para pejabat di BWF. Tetap semangat Tim Bulutangkis Indonesia. 

Salam hangat dan sehat selalu @hensa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun