Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan dan sejak 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Imlek Bersama Senyum Mikayla

11 Februari 2021   19:25 Diperbarui: 13 Februari 2021   16:02 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bagus dong. Sempat ngobrol apa saja?"

"Tidak sempat ngobrol tapi aku sudah memberikan alamat rumah kost. Dulu Om Leo sangat membantuku menghadapi ujian berat itu."

Om Leonardo adalah adik ibunya Mikayla. Berkeluarga dan tinggal di Bandung. Bagi Mikayla Om Leo adalah satu-satunya orang yang selama ini sangat memahami keadaan keponakannya.

Sejak Mikayla memutuskan hubungan dengan keluarganya di Medan, Om Leo ini yang menjadi penengah. Hanya selama dua tahun terakhir ini, Om Leo harus bertugas di luar negeri.

"Mas! Nanti aku ingin memperkenalkan Om Leo padamu," kata Kayla dan aku menangguk sebagai tanda mengiyakan.

Aku bisa lebih banyak mengetahui informasi tentang Mikayla dari Om Leo. Terutama latar belakang keluarganya yang membuat dirinya terlantar di Bandung ini.

"Bagaimana. Kita jadi ke rumah Tiffany? Aku sudah tidak sabar ingin menikmati hidangan Imlek." Ajakku kepada Kayla.

"Iya Mas, kemarin juga Tiffany mengingatkan lagi jangan lupa undangan hari Imleknya." Mikayla mengingatkan kembali undangan Tiffany.

Rumah Tiffany di Jalan Dewi Sartika. Dari luar adalah sebuah Toko Kelontong, namun masuk ke dalam ada rumah tinggal yang asri dengan Taman hijau di depan terasnya.

Tiffany menyambut kami dengan pakaian khas Tiongkok berwarna merah dengan motif lukisan naga yang sedang melingkar. Gadis berwajah oriental ini sangat anggun dengan pakaian tradisional itu.

Wajah cantiknya bercahaya dengan senyum merekah cerah. Gadis tinggi semampai ini begitu mempesona melangkah menghampir kami yang tertegun terpesona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun