Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Laki-laki yang Kehilangan Sungai

19 September 2021   00:29 Diperbarui: 19 September 2021   00:33 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laki-laki bercelana jeans biru memandang tanah hitam pekat di sekitarnya. Angin berhembus lamat-lamat, menerbangkan debu-debu yang menempel di rumput kering, dekat onggokan sampah.

"Kemana sungai tempat anak-anak bermain saat kecil dulu?" 

Pertanyaan yang terus mengganggu pikirannya.

Ah! Berapa tahun tak dijenguknya tempat ini. Terakhir dia datang ketika mengantarkan kakek ke peristirahatan terakhir, menyusul nenek yang telah pergi bertahun-tahun sebelum itu. Tatap sendu terpancar dari kedua bola mata cokelatnya. 

Dulu, dia sering menghabiskan masa liburan sekolah di sini. Berlari-lari di sekitar pematang sawah bersama anak-anak di desa. Mandi di sungai sambil mencari ikan dan kepah. Sekejap, matanya berbinar. Senyum tipis tersungging di bibirnya yang kering.

Belakangan, dia dengar ada kebakaran di lahan perkebunan ini. Entah sengaja dibakar, seperti isu yang terhembus. Entah musim kering penyebabnya.

Tak tersisa lagi pepohonan, hanya tanah kosong hitam legam dan rumput yang tak mungkin lagi hidup.

Sungai tempat bermain dulu telah lenyap. Mungkin terkubur bersama kenangan indah masa kecil, di kedua pusara yang baru saja dijenguknya. Air mata mengambang di kedua mata cokelatnya.

Gerimis datang membuat titik-titik halus di atas tanah.

"Mungkinkah hujan ini akan menghadirkan kembali sungai yang telah hilang?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun