Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sakit Tidak Sembuh, Apakah Anda Disantet? | RKUHP 252 (1)

23 September 2019   17:10 Diperbarui: 11 Oktober 2019   00:42 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atau, kalau suatu kebencian sudah menjadi dendam bertahun-tahun, maka ada yang perlu diobati di situ dan itu peran ilmu jiwa, bukan dokter spesialis lever atau dokter spesialis otak, tapi orang yang memahami ilmu jiwa. Di sini peran ahli jiwa berkolaborasi dengan peran pemimpin umat (spiritual religi).

Lalu, bagaimana kabar kawan saya? Kawan saya ternyata mengalami stres yang tidak disadari oleh dirinya sendiri. Ada tekanan pekerjaan, kondisi lingkungkan kerja yang rupanya diam-diam ditanggapi oleh kawan saya sebagai lingkungan yang tidak bersahabat dengan dirinya, sifat pimpinan yang dipandangnya tidak berempati kepada para karyawannya, dan lainnya.

Semua itu telah mengendap lama di alam pikiran bawah sadarnya dan bermanifestasi pada tubuh kawan saya, yakni pada kulitnya yang menjadi rusak. Dan, setelah mengenali bahwa sebabnya ada pada dirinya sendiri, dengan bimbingan psikiater, kawan saya mendapati kulitnya perlahan membaik dan benar-benar sembuh. Ternyata itu karena pikiran dan perasaannya (jiwanya!).

Tidak hanya kawan saya, banyak orang yang saya temui dalam pelayanan orang sakit, ternyata memiliki perkara jiwa lebih besar daripada perkara penyakit pada tubuhnya tapi tidak menyadari hal ini.

Saya yakin, itu karena hal kejiwaan ini kurang didengar dan tidak dijelaskan sehingga masyarakat tidak paham bahwa diri manusia bukan hanya tubuh saja, tetapi ada jiwa yang harus sama mendapat perhatian dari pemiliknya. Lihat juga artikel Rehabilitasi Hati dan Pikiran.

Satu contoh lagi. Ada seorang yang terus merasa nyeri pada dadanya. Dia sudah berobat ke dokter, mengikuti seluruh prosedur pemeriksaan medis, dan jantungnya pun telah diperiksa sampai detail. Hasilnya tidak ada penyakit jantung atau lainnya.


Akan tetapi, dia terus merasa nyeri pada dadanya bagian kiri. Lagi-lagi, orang memberi tahu bahwa itu "dibikin orang". Semacam "Voodo", yakni di tempat lain ada orang yang sedang menusuk jarum pada bagian dada sebuah boneka dan boneka itu dimantrai sebagai dirinya. Setelah diperiksa secara kejiwaan, ternyata itu psikosomatik. Ia sembuh.

Apa yang saya mau katakan di sini? Kalau pemerintah prihatin terhadap mereka yang menjadi korban perbuatan klenik, mengapa pemerintah tidak mensosialisasikan psikosomatik ini? Mengapa hanya kesehatan jasmani yang mendominasi sehingga hal kesehatan jiwa ini tidak mendapat tempat yang selayaknya?

Maka, jangan salahkan masyarakat, yang telah ke dokter tetapi tidak sembuh, akhirnya lari ke dukun klenik, sebab hanya itu yang mereka ketahui. Ada "kebutaan" terhadap aspek lain dari dirinya sendiri, yakni jiwanya.

Bahkan ada orang yang langsung meniadakan faktor ini karena sudah begitu meyakini "kekuatan gaib" itu berkuasa atas diri manusia. Apa yang diyakini memang bisa efektif bagi orang yang meyakini.

2. Dari atau Atas Ijin Tuhan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun