Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sakit Tidak Sembuh, Apakah Anda Disantet? | RKUHP 252 (1)

23 September 2019   17:10 Diperbarui: 11 Oktober 2019   00:42 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan itu, manusia juga disebut terdiri dari tubuh, jiwa, dan roh (paham trikotomi) sebagai perluasan dari paham dikotomi. Dalam ilmu pengetahuan, persoalan yang timbul dari ketiga unsur itu beroleh penjelasannya dari ilmu kesehatan manusia (tubuh), ilmu jiwa; psikologi (jiwa), dan ilmu agama; teologi (roh). 

Oleh karena itu, bila ilmu kesehatan jasmani manusia tidak memberi jawaban dan solusi terhadap penyakit fisik (tubuh), maka seharusnya manusia melihat unsur lain di dalam dirinya yang juga harus diperiksa, yakni jiwa (psikis) dan roh (sipiritual religius), bukan langsung mengarah kepada hal-hal yang gaib!

1. Dari Jiwa!

Stres emosional pada manusia bisa bermanifestasi dalam tubuh sebagai rasa sakit fisik dengan gejala penyakit fisik pada umumnya.

Saya beri contoh dari apa yang dialami oleh kawan saya. Seluruh tubuhnya gatal dan kulit tubuhnya mengelupas. Saya yakin, siapa pun melihatnya akan merasa "ngeri". Sudah diperiksakan ke dokter, periksa laboratorium, dan lainnya, tapi hasilnya tidak ada alergi apa pun atau tidak ada hal pasti sebagai sebab penyakit itu.

Maka, mulailah orang-orang berkata, bahwa itu "buatan orang". Akan tetapi, kawan saya memilih ke psikiater. Pada saat ia rutin berkonsultasi ke psikiater, orang-orang mulai bergosip bahwa dia gila. 


Minimnya pengetahuan masyarakat tentang jiwa manusia membuat orang memandang sakit pada jiwa adalah orang gila, dan psikiater adalah dokter bagi orang gila. Inilah yang kurang disosialisasikan bagi masyarakat, bahwa pada diri manusia ada unsur tubuh dan jiwa, yang keduanya saling memengaruhi.

Sama seperti penyakit tubuh memiliki klasifikasi medis (minor, sedang, besar, ekstrim) yang disebut Severity of Illness (SOI) atau Tingkat Keparahan Penyakit, demikian pula penyakit jiwa manusia. Tidak serta merta bahwa sakit pada jiwa adalah orang gila.

Dan, satu hal penting digarisbawahi, bahwa tidak semua orang akan menjadi gila, tapi semua orang bisa tidak sadar bahwa ada yang sakit pada jiwanya.

Tahukah Anda iri hati itu penyakit apa? Apakah ada orang yang pernah berobat ke internis, yakni dokter ahli penyakit dalam, karena merasa iri hati? Iri hati itu bertempat pada jiwa manusia, yakni pada pikiran dan perasaan manusia. Itulah yang disebut "dari jiwa!"

Marah, sedih, kecewa, sakit hati, sombong, cemburu, benci, dendam, dan lainnya semua itu bagian dari jiwa manusia. Kalau seseorang marahnya hanya sebentar saja, ya, itu normal. Akan tetapi, kalau hari-hari kerjanya marah saja, maka ada yang perlu dibereskan pada pikiran dan perasaannya (jiwanya!)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun