Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Siluet Pinokio Tempo dalam Sindrom Halusinasi dan Ilusi

18 September 2019   04:14 Diperbarui: 18 September 2019   15:52 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Laboratory Equipment

Jadi, siapa yang menghina? Siapa yang menyatukan dua gambar yang terpisah dan jelas berbeda itu, dialah yang menyamakan Jokowi dan Pinokio, maka dialah yang menghina Jokowi. Ia menilai berdasarkan halusinasi.

Saya pribadi lebih memandang kedua gambar itu sebagai salah satu bentuk kritik yang dibuat dengan sangat kreatif, bahkan saya melihatnya sebagai a smart illustration. Di situ:

Bukan Jokowi berbayang Pinokio, tetapi bayang Pinokio-lah yang membayangi Jokowi. 

Pinokio di situ sedang membayangi Jokowi dengan bayangannya. Jokowi sedang dibayangi peringatan untuk tidak melupakan janji-janjinya. Jika ilustrasi itu dipandang positif, maka Jokowi akan jauh lebih baik lagi dalam memimpin bangsa ini. Dan, itu harapan kita semua.

***

Terkadang kita menjebak diri kita sendiri pada apa yang kita pikirkan, bukan pada kenyataan yang ada, bahkan tidak sedikit orang yang tidak menyadari bahwa ia sedang dipenjarakan oleh pikirannya sendiri dan dihasut oleh pikirannya sendiri, antara lain menghakimi dengan pikiran semata.

Dalam iman Kristen, untuk memperkarakan seseorang atas dugaan kesalahan yang dibuatnya, itu pun harus memiliki minimal dua saksi, apalagi bila hanya berdasarkan pikiran semata, jelas itu bukan kehendak Tuhan. Dan saya yakin, tidak ada ajaran agama yang mengajarkan umat memberi hukuman atas pikiran semata.

Apakah karena begitu banyaknya persoalan di negara ini sehingga banyak orang pun menjadi kurang tidur sehingga timbullah halusinasi dan hadirlah ilusi ? Entahlah. Lebih baik saya meminjam quote Scott Adams:

"I respectfully decline the invitation to join your hallucination."

[Dengan hormat, saya menolak undangan untuk bergabung dengan halusinasi Anda]

Salam. HEP.-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun