Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Siluet Pinokio Tempo dalam Sindrom Halusinasi dan Ilusi

18 September 2019   04:14 Diperbarui: 18 September 2019   15:52 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Laboratory Equipment

Lalu, ada tulisan "XXX" tanpa gambar dan tanpa produk rokok itu sendiri. Tidak ada wujud fisik rokok pada tulisan "XXX", tapi pikiran mengatakan: "Itu rokok".

Tidak ada yang salah dengan tulisan itu, yang salah ketika kita menilai berdasarkan halusinasi, yakni menghakimi tanpa bukti, tetapi hanya berdasar pada pikiran semata.

Penilaian Berdasarkan Halusinasi Siluet Pinokio
Sampul majalah Tempo edisi 16-22 September 2019 menampilkan ilustrasi wajah Jokowi dengan latar siluet Pinokio atau gambar berwarna gelap berbentuk serupa Pinokio, yakni karakter fiksi dalam dongeng The Adventure of Pinocchio (1883) atau Petualangan Pinokio karya Carlo Collodi.

Ada yang memandang bahwa itu penghinaan terhadap simbol negara, yakni Jokowi selaku Presiden Republik Indonesia.

Saya pun memerhatikan sampul majalah Tempo tersebut. Ada dua gambar utama di situ, yakni gambar wajah Jokowi dan siluet serupa Pinokio. Keduanya terpisah. Siluet Pinokio membayangi wajah Jokowi.

Gambar hidung Jokowi biasa saja. Selayaknya Jokowi apa adanya. Tidak ada yang diutak-atik dari gambaran wajah Jokowi sebagaimana adanya. Berbeda halnya bila gambar Jokowi sendiri yang gambar hidungnya dipanjangkan serupa hidung Pinokio.

Lalu, ada yang berkata, tapi tentulah itu dimaksudkan adalah Jokowi, sebab siluet Pinokio itu dijadikan bayangan wajah Jokowi.

Coba lihat gambar tajuk artikel ini [di atas]. Si tikus melihat bayangan tubuhnya berwujud kelelawar. Mungkinkah tikus berbayang kelelawar? Atau, mungkinkah bayangan tubuh manusia berbeda dari bentuk tubuhnya?

Bayangan tubuh manusia pastilah berbentuk manusia sama seperti garis tubuhnya. Kalau saya pesek, bayangan hidung saya mengikuti pesek saya. Tidak mungkin saya pesek, tetapi bayangan saya berhidung mancung.

Jadi, karena bayangan wajah Jokowi sama sekali tidak ada di situ, maka siluet Pinokio itu bukanlah Jokowi. Namun, mengapa ada yang mengatakan itu Jokowi? Itu karena pikirannya menyatukan gambar itu. Bukti fisiknya ada dua, tetapi ia melihat itu adalah satu.

Apakah gambar itu ilusi? Tidak. Sebab, memang ada dua gambar berbeda di situ dan masing-masing sesuai dengan karakternya. Yang membuat itu terlihat satu adalah halusinasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun