Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ban Itu Pecah di Jalan

28 Agustus 2018   13:45 Diperbarui: 10 Maret 2019   00:23 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kendaraan roda empat memiliki empat ban utama dengan satu ban serep atau cadangan. Ada yang diletakkan di belakang, di bawah, di samping atau di atas atap mobil.

Namanya juga serep atau cadangan, maka  ban itu hanya digunakan sewaktu-waktu apabila dari keempat ban utama ada yang mengalami gangguan atau kerusakan.

Selama keempat ban utama berfungsi baik, maka selama itu pula ban cadangan tidak penting, tidak diperlukan sama sekali, tidak diberi perhatian, bahkan dianggap tidak ada. Padahal ban itu ada bersama pengendara, penumpang, dan kendaraan itu, tapi seolah ban itu tidak ada.

Entah sadar atau tidak, manusia kerap menjadikan Tuhan bagai ban cadangan. Empat roda kekuatan dunia yang menjadi andalan utama manusia adalah (1) Uang, harta kekayaan, (2) Kedudukan, jabatan, pekerjaan,  (3) Nama, titel, pangkat, popularitas, (4) Kesehatan.

Bila keempat roda kekuatan dunia itu berjalan baik, berfungsi baik, tidak terjadi gangguan atau kerusakan, maka Tuhan belumlah penting. Bisa saja kita beribadah dengan rajin, tapi andalan kita bukan Dia, tapi uang kita, pekerjaan kita, usaha kita, dan lainnya.

Nanti bila roda uang, kekayaan mengalami gangguan; roda kedudukan, jabatan, pekerjaan mengalami masalah; roda nama, titel, pangkat, popularitas mengalami kerusakan, barulah Tuhan. Namun, adakalanya itu pun belum buat manusia takluk kepada Tuhan.

Kesombongan manusia terkadang baru bisa runtuh bila ban SEHAT telah rusak menjadi SAKIT. Ternyata uang tak bisa beli sehat. Kalau uang bisa beli sehat, pasti Olga Syahputra masih ada sampai saat ini.

Oleh sebab itu janganlah kita heran, bila Tuhan terkadang mengijinkan roda kekuatan dunia yang kita andalkan mengalami pecah ban di jalan. Mengapa? Supaya ban serep itu dipakai.

Mematahkan kesombongan dengan mengijinkan ban-ban yang kita andalkan itu pecah! Karena bila terus dilanjutkan, kendaraan kita akan berujung pada kebinasaan. Ia harus menghentikan kendaraan itu sebelum jatuh ke jurang kebinasaan.

Ban itu pecah di jalan. Sebab, "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?". 

Salam. HEP.-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun