Mohon tunggu...
Thomas HenkB
Thomas HenkB Mohon Tunggu... Insinyur - Insan Sumber Daya Air. Any question about water resource?

Lets Think Simple.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Dampak Positif dan Negatif Nonton Film Horror bagi Anak

11 Agustus 2022   11:34 Diperbarui: 2 Februari 2024   09:55 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nak Anda suka nonton film horror? Haruskah dilarang, atau didampingi, atau bagaimana ya? Sebagai orangtua, tentu kita tidak ingin anak mendapat pengaruh buruk dari film. Namun, sebelum lebih jauh ke tindakan yang akan diambil, ada baiknya kita ketahui dulu jenis-jenis film horror serta definisi dari film horror itu sendiri.

Film horror merupakan jenis (genre) film yang bertujuan menghadirkan rasa takut maupun rasa jijik bagi penontonnya untuk tujuan hiburan (menurut definisi dari wikipedia).

Dijelaskan pula bahwa asal usul film horror adalah dari cerita rakyat yang dapat berupa kisah legenda serta film horror juga disebutkan bermula dari cerita takhayul dari berbagai latar kebudayaan di dunia. 

Film horror kemudian berkembang menjadi beberapa sub genre seperti cerita tentang legenda tempat misterius, cerita tentang setan maupun kerasukan setan, cerita tentang makhluk halus, cerita tentang monster, cerita gangguan mental, hingga ke cerita pembunuhan (thriller).

“Fear is the root of evil”, demikian kutipan dari nasihat master Yoda, dimana menjelaskan bahwa rasa takut itu adalah akar dari kejahatan. Misalnya, karena takut akan kelaparan maka seseorang memutuskan untuk mencuri. 

Ketakutan yang berlebihan, inilah dampak negatif apabila anak tidak dapat mencerna suatu fim horror yang ia saksikan, sehingga anak menjadi tidak percaya diri, terlalu banyak pertimbangan, dan merasa inferior.

Namun di sisi lain, rasa takut itu sendiri adalah insting yang menyelamatkan manusia, seperti yang pernah dijelaskan dalam National Geographic Channels. 

Dengan adanya insting rasa takut, maka manusia akan bereaksi lebih cepat (refleks) terhadap hal-hal yang dapat membahayakan dirinya, misalnya reaksi seseorang yag secara tiba-tiba berpapasan dengan ayam akan berbeda dengan apabila ia berpapasan dengan ular atau beruang.

Film akan menjadi bermanfaat apabila menjadi suatu sarana pembelajaran. Film horror akan menjadi suatu sarana pembelajaran yang efektif apabila menghadirkan upaya mitigasi maupun makna di balik cerita dari suatu film horror, bukan dari membesar-besarkan atau fokus pada adegan yang menakutkan atau menjijikkan tersebut.

Apabila suatu film terlalu memfokuskan pada adegan yang menimbulkan rasa takut tersebut (seperti adegan sadis, adegan berdarah, adegan kesakitan, dll), maka dampak negatif akan cenderung lebih besar daripada manfaat yang akan diperoleh. 

Demikian juga probabilitas suatu kejadian horror dapat terjadi akan menentukan manfaat, misalnya cerita tentang kedasyatan gelombang tsunami yang memang bisa saja terjadi sewaktu-waktu, akan memberikan manfaat lebih bagi anak daripada cerita tentang monster berkepala lima yang memangsa anak-anak.

Menurut penulis, dalam rangka memajukan generasi berikutnya, yang perlu ditekankan disini adalah “what to do next after fear”, dimana efek dari takut tersebut tidak perlu dibesar-besarkan, tapi justru dimitigasi secara terencana, apabila sesuatu yang menakutkan terjadi, misalnya ada buaya di perairan dangkal tempat kita sedang berenang, atau bagaimana bila ada orang dengan gangguan mental di sekitar kita, atau antisipasi di tempat-tempat sepi yang bisa saja ada penjahat (bukan hantu) yang dapat mencederai kita, bagaimana persiapan kita dalam menghadapi kejadian seperti itu.

Film merupakan sarana untuk membawa seseorang ke dalam suatu pengandaian. Jadi misalnya seorang anak tidak pernah melihat sesuatu yang menyeramkan seperti film Volcano yang mana dapat saja terjadi bila kita berada dekat dengan gunung berapi, atau film sharks yang menceritakan keganasan hiu pemangsa, maupun cerita penculikan yang dikemas cukup mendidik, bisa jadi insting si anak kurang terasah apabila dihadapkan pada peristiwa nyata di kehidupan sehari-hari.

Namun yang perlu diperhatikan lagi adalah sejauh mana alur maupun cerita film horror tersebut memberikan mitigasi (persiapan yang digutuhkan dalam menghadapi) maupun solusi terhadap rasa takut (horror) tersebut. 

Ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu kualitas dari suatu film horror sebelum mengijinkan anak anda untuk menontonnya, agar film tersebut dapat memberikan manfaat, bukan sekedar hiburan yang dapat saja menjerumuskan.

Demikian sekilas tentang dampak positif dan negatif dari menonton film horror pada anak, semoga bermanfaat…..

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun