Mohon tunggu...
Hendra Wiguna
Hendra Wiguna Mohon Tunggu... Pramusaji - Just an ordinary boy

Just an ordinary boy

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Suara di Balik Pepohonan Bambu

28 Juli 2021   14:02 Diperbarui: 28 Juli 2021   18:13 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk yang kesekian kalinya Indra melirik jam dinding yang terletak tepat di atas pintu masuk surau. Pukul setengah tujuh malam. Sudah dipastikan kalau Iwan-abangnya- tidak akan ikut mengaji malam ini, mengingat tadi magrib pun ia tidak salat di surau.

Sekarang, Pikiran Indra terfokus pada bagaimana ia pulang nanti. Abangnya yang biasa menemani,  kali ini tidak ada. Sedangkan teman-teman mengajinya juga tidak ada yang jalan satu arah ke rumah tempat tinggalnya.

Indra benar-benar takut, sebab, di mana untuk pulang bocah berusia enam tahun itu harus melewati kebun bambu yang konon katanya sering terlihat perempuan berbaju putih menangis di sana. Sebuah isu yang Indra percayai.

"Ndra, abangmu mana?" tanya Fajar, kawan karib Iwan.

"Tidak tahu."

Indra berusaha menyembunyikan ketakutannya dengan berlatih membaca iqro tiga. Lagipula, gilirannya untuk membacakannya di depan Kang Asep-sang guru mengaji- akan segera tiba, setelah tiga anak yang juga menunggu giliran.

"Memangnya kamu gak takut pulang sendiri?" tanya Fajar. Indra tak mau menjawabnya, lalu berpura-pura membaca iqro di tangannya. Namun, Fajar tiba-tiba membisikan sesuatu kepada Indra, "awas, katanya di sini ada jin!"

"Hah?" Indra terkejut, hatinya ciut. Ketakutannya semakin menjadi-jadi.

Jin penghuni surau. Sebuah isu yang beredar di Kampung Babakan Wetan, tempat Indra tinggal. Isu yang lama sudah ada di kalangan para santri, juga warga yang mendiami pemukiman di sekitar surau, satu-satunya tempat ibadah di kampung. Entah bagaimana isu itu berkembang. Yang pasti, ini berkaitan dengan pohon besar yang dahulu ditebang, di mana lahan bekas pohon itu menjadi tempat berdirinya surau sekarang.

Konon katanya, pohon itu berpenghuni makhluk gaib berupa sosok jin. Pada saat penebangannya masyarakat diganggu oleh makhluk gaib tersebut, bahkan katanya sampai merasuki warga.

Sudah berbagai cara warga menebang pohon tersebut, tapi gagal. Gangguannya semakin menjadi-jadi ketika gergaji mesin didatangkan. Ada saja kejadian yang membuat alat tersebut tidak bisa digunakan. Seperti, mesinnya tiba-tiba rusak, rantainya putus, atau yang paling aneh adalah ketika tidak ada seorang pun yang mampu mengangkat alat tersebut, bahkan saat diangkat oleh beberapa orang sekaligus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun