Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Pattimura

Blogger di www.sudutplambon.com, banyak membahas seputar dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sindir Fajar Sad Boy dan KPI, Sudahkah Tayangan Podcast Deddy Corbuzier Mendidik?

18 Januari 2023   20:45 Diperbarui: 19 Januari 2023   01:46 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://kuyou.id

Jadi apa yang diprotes oleh Deddy dirasa berlebihan karena pernyataan host di televisi juga tidak mengarah kepada apa yang sudah dilarang dalam pasal 29 tersebut.

Jadi, persoalan asmara Fajar yang diundang di televisi dan ditertawakan merupakan bagian dari entertainment atau hiburan. Dari peraturan KPI yang ada jelas sekali tidak secara eksplisit menjelaskan kaitan dengan larangan mempertontonkan kisah cinta anak di bawah umur. Maka dari itu, seharusnya KPI perlu diperjelaskan lagi soal peraturan dan batasan untuk regulasi penyiaran.

Ada hal yang perlu kita sepakati dengan pernyataan Deddy Corbuzier terkait dengan orang yang berprestasi, tapi tidak diundang di TV jika dibandingkan dengan mereka yang mempertontonkan sensasi.

Jadi seharusnya, siapa yang disalahkan regulasi, orang yang memproduksi atau para penikmat tayangan seperti itu?

Hal yang seharusnya menjadi bahan intropeksi bersama adalah terkait dengan pengaruh media sosial. Di mana dampak media sosial lebih berpengaruh dibandingkan dengan televisi. 

Lalu bagaimana dengan Deddy Corbuzier yang podcastnya ketika berbicara soal keintiman tanya perawan mengundang kaum LGBT bukankah itu lebih parah dan dapat mempengaruhi generasi bangsa? Bukankah tayangan Deddy Corbuzier lebih merusak generasi bangsa dibandingkan dengan kisah cinta Fajar sad boy?

Bukankah apa yang dialami Fajar dalam hal percintaan merupakan hal yang wajar untuk anak remaja seusia mereka yang sedang masa-masa pubernya dan mengalami namanya cinta monyet.

Memang perlu diakui bahwa KPI tidak mengatur hingga regulasi terkait penyiaran di media sosial. Akan tetapi, seharusnya Deddy Corbuzier yang memiliki chanel YouTube dengan jumlah subscribe yang banyak perlu sadar diri karena lewat tayangannya tersebut begitu berpengaruh terhadap para penonton karena media sosial saat ini dampaknya bahkan lebih dari televisi.

Dengan tayangan yang membahas soal LGBT, bukankah ini akan merusak moral anak bangsa? Tanpa dia sadari, lewat tayangannya tersebut turut serta mengkampanyekan LGBT. Akibatnya, masyarakat perlahan menganggap biasa saja dengan adanya pernikahan sesama jenis. Padahal ini jelas dilarang oleh agama dan tidak sesuai dengan prinsip di Negara kita.

Sebenarnya, apa yang dilakukan Fajar sad boy merupakan suatu kewajaran. Terlalu berlebihan jika Deddy Corbuzier harus menyindirnya seperti demikan.

Pesan buat Om Deddy jangan terlalu merasa diri paling Smart People, ketika ingin mengkritisi sesuatu alangkah baiknya intropeksi diri sendiri apakah yang sudah dilakukan benar-benar menayangkan sesuatu yang berkualitas?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun