Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Alumni Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Pattimura

Blogger di www.sudutplambon.com, banyak membahas seputar dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Damai Itu Terang

24 Mei 2021   01:12 Diperbarui: 24 Mei 2021   04:38 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Sindonews.com

Damai Itu terang rudal-rudal beterbangan bom dan granat bertebaran
bau mesiu tercium di mana-mana
bangunan runtuh
dara mengguncur deras
bunyi tembakan keras
menggelegar, belum-belum juga kelar

mayat berhamburuan
anak-anak kecil bermain
di atas tumpukan mayat
jeritan, tangisan, tertutup
oleh bunyi tembakan
tawa mereka dirampas
bintang-bintang di langit tak terlihat
baja dan besi beterbangan
angin menghembus
langit hitam tak kunjung pudar

bunyi lonceng gereja terdengar
suara azan berkumandang
tangisan makin keras
teriakan di mana-mana
orang berhamburan
ditendang, dipukul, disiksa

media merekam
propaganda di mana-mana
tak tau mana yang benar
mana yang salah
semua hanya bisa beradu argumen di dunia maya

anak-anak kecil yang malang
hidup tak bisa tenang
orang tua mereka telah tiada
tak lagi melihat senyum mereka
trauma, bunyi tembakan dan teriakan terngiang-ngiang
di kepala,

ini bukan tentang agama
jangan saling melempar ayat
di antara mayat-mayat berserakan
ini bukan soal siapa benar
dan siapa salah
ini tentang kemanusiaan
jangan korbankan masa kecil mereka
hanya karena keserakahan kalian
tak perlu mendukung si a atau si b
tak perlu banyak bacot
jangan kau buat api menjalar sampai kesini
yang perlu dilakukan
adalah mendukung
agar semua ini akan segerah berakhir
semua ini akan usai
anak-anak itu bisa bermain tenang

karena kedamaian
itu lebih indah dari segalahnya

damai itu terang
untuk apa berperang
damai itu tenang untuk apa
berperang
damai itu senang
mari kita tenang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun