Mohon tunggu...
Hendra Purnama
Hendra Purnama Mohon Tunggu... Freelancer - Seniman yang diakui negara

Penulis yang tidak idealis, hobi menyikat gigi dan bernapas, pendukung tim sepakbola gurem

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Piala Dunia 2022: Usaha Kolektif Menyelamatkan Muka Asia

3 Desember 2022   08:12 Diperbarui: 3 Desember 2022   14:05 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: AP/Hassan Ammar

Image: dokpri
Image: dokpri

Oke, sekilas tampak Asia hanya kalah tipis dari Afrika. Namun jika dilihat konsistensi, Asia kalah telak.

Buktinya, sejak 1986 selalu saja ada perwakilan Afrika yang lolos ke putaran kedua. Perwakilan Afrika hanya absen di putaran kedua pada 2018. Lalu sejak tahun 1990, Afrika sudah tiga kali mengirim wakilnya ke perempat final. Sebaliknya dengan Asia, jika tidak ada "privilege" tuan rumah di 2002, bisa dibilang terakhir kali Asia mampu mengirimkan perwakilan di perempat final adalah tahun 1966. Sudah lama sekali. Lagipula sejak 1994 terhitung perwakilan Asia absen tiga kali di putaran kedua, yaitu pada gelaran 1998, 2006, dan 2014.

Karena itulah tidak heran jika pada setiap Piala Dunia, ada harapan lain terhembus yaitu usaha menyelamatkan muka Asia di panggung dunia. Di samping menjaga harkat dan martabat negara sendiri. Lambat laun semangat ini jadi usaha kolektif bersama. Siapapun negara Asia yang lolos ke putaran final, wajib ikut menjaga kebanggaan benuanya di panggung dunia.

Misi yang sulit karena secara historis, Piala Dunia telah menjadi duopoli Eropa dan Amerika Selatan. Tidak ada tim dari luar kedua benua tersebut yang pernah jadi juara. Satu hal yang bisa dituding menjadi biang keladi ketimpangan ini, salah satunya adalah persoalan alokasi slot setiap konfederasi. FIFA memang punya hitung-hitungan sendiri soal ini, namun hasil hitungan mereka malah membuat tidak ada kemerataan alokasi jumlah peserta. UEFA punya jatah paling banyak dengan 13 tim, konfederasi lain berkisar antara 4-5 tim, tergantung hasil playoff. Kecuali OFC yang hanya kebagian jatah "setengah" karena juara kualifikasi masih harus melakukan playoff dengan perwakilan konfederasi lain.

Alokasi slot Piala Dunia memang kental dengan masalah politik, sampai ada pendapat yang mengatakan bahwa secara umum Eropa memiliki tim yang lebih baik sehingga harus diberi slot lebih banyak. Sebuah pendapat yang bisa diperdebatkan. Apalagi jelas ini membuat kemungkinan Asia bicara di pentas dunia cukup kecil. 

Soalnya, bagaimana bisa bersaing jika dari awal saja slot peserta dibatasi?

Begitu juga jatah tuan rumah. Sudah rahasia umum kalau tuan rumah selalu punya keuntungan tersendiri baik teknis atau non teknis. Keuntungan ini membuat (biasanya) prestasi tuan rumah bisa lebih baik. Masuknya Korea Selatan ke semifinal di 2002 juga disebut-sebut karena mereka main di kandang sendiri. Namun, urusan tuan rumah juga dirajai oleh Eropa. Sejauh ini, AFC baru kebagian dua kali jadi tuan rumah, CAF malah baru sekali, CONMEBOL lima kali, OFC sama sekali belum pernah, dan CONCACAF empat kali. Bandingkan dengan UEFA yang sudah kebagian sebelas kali. Terasa cukup jomplang, bukan?

Namun peraturan tetap peraturan, daripada mengeluh memang lebih baik kita berjuang dengan apa yang dimiliki saat ini. Begitu pula wakil-wakil Asia. Kuota yang sedikit dari FIFA selalu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengusung misi yang sama. Ditambah lagi, kondisi ini membuat kita harus mau mensyukuri keuntungan apapun yang didapat.  Seperti pada gelaran 2022. Akibat Qatar jadi tuan rumah maka Asia jadi punya enam perwakilan, terbanyak sepanjang sejarah Piala Dunia. Melihat angka ini Presiden AFC Sheikh Salman bin Ibrahim Al Khalifa langsung menegaskan kegembiraannya. "Ini memang waktu Asia!" Ujarnya.

Pernyataan ini jelas menunjukkan bahwa Sheikh Salman bicara bukan tentang negara, namun mewakili satu benua. Semua tahu apa yang dia maksud, keinginan Asia membuktikan diri, bahwa benua ini tidak bisa dipandang remah dan main-main lagi.

Mungkin karena itu pula, perjalanan wakil Asia di Piala Dunia Qatar 2022 sejauh ini cukup menggembirakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun