Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
- Giring Ganesha,
- Badai Kerispatih, dan
- Mongol Stres.
Partai Golongan Karya (Golkar)
- Thomas Djorghi
Kiranya demikian, deretan para artis yang hendak maju sebagai anggota dewan pada tahun 2024 mendatang. Walau banyak menuai beragam pandangan dari masyarakat, namun metode ini masih tetap dipergunakan oleh banyak partai politik untuk mendapatkan dukungan publik. Tak lain sebagai alat yang diharap dapat mempengaruhi masyarakat melalui para idolanya dari kalangan artis.
Lucius Karus, pernah mengemukakan bahwa, kehadiran dari para artis di meja legislator tidak memberi dampak positif terhadap kinerja DPR. Dengan memberi realisasi pada tahun 2022, hanya ada 3 Undang-Undang yang berhasil lolos Prolegnas dari sekitar 40 Rancangan Undang-Undang yang diajukan. Bahkan hingga tahun 2023 hanya RUU Landasan Kontinen yang dibahas.
Sebagai seorang pengamat politik, jelas hal ini merugikan publik. Harapannya justru jauh dari ekspektasi yang berangkat dari janji-janji kampanye pada Pemilu sebelumnya. Nah, disini dapatlah kita pahami, bagaimana kinerja sebagai legislator tidak seperti bekerja dalam industri musik atau sinetron.
Banyak hal yang harus dipersiapkan, khususnya komitmen dan kesungguhan dalam melihat masa depan bangsa. Baik secara sosial, ekonomi, ataupun politik kebangsaan yang kompleks. Tidak sebatas pendulang suara bagi partai politik yang mengusungnya. Selain pemahaman luas dalam prinsip berdemokrasi yang selalu mengedepankan kepentingan rakyat daripada golongan.
Maka, harapan konstituen dapat direalisasikan secara baik. Entah dalam bentuk kebijakan publik, ataupun kinerja dalam locus publik figur dengan tetap mengemban amanah sebagai wakil rakyat. Apalagi saat ini publik memiliki pandangan luas dan cerdas dalam menilai setiap kinerja pejabat publik. Hal inilah yang turut dapat diperhatikan sebagai walik rakyat kelak jika terpilih. Terima kasih.