Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Pilihan

"Merdeka Merah Putih" (Refleksi Teatrikal Insiden Surabaya, 19 September 1945)

20 September 2023   19:20 Diperbarui: 20 September 2023   19:33 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut weather.com, suhu siang hari itu, Minggu, 17/9/2023 mencapai 33 derajat Celcius. Bisa dehidrasi kalau tak diimbangi banyak asupan air putih.

Belajar Sejarah Kembali

De facto, Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.  Namun secara de jure, NKRI berdaulat di esok harinya, 18 Agustus 1945. Pada saat itu, barulah RI itu memenuhi syarat untuk disebut "Negara". Minimal, ia telah memenuhi 3 (tiga) syarat dasar. Punya konstitusi, rakyat dan wilayah.

Namun demikian, kemerdekaan itu masih terus diperjuangkan. Pasca proklamasi, bukan berarti wilayah di tanah air bebas tuntas dari pasukan penjajah. Proses pelucutan senjata bagi tentara yang kalah perang, masih terus dilakukan hingga keadaan benar-benar "steril". Hal ini termasuk juga di Surabaya.

Pada 18 September 1945 sebelumnya, Pasukan Sekutu (terdiri dari tentara Inggris dan Belanda), yang tergabung dalam RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Interneesi) atau Bantuan Rehabilitasi untuk Tawanan Perang dan Interniran, memasuki Kota Surabaya. Tujuannya umtuk melakukan pelucutan senjata tentara Jepang yang tersisa.

Surabaya, 19 September 1945. Pada waktu itu, sekelompok orang Belanda, di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch Ploegman, tetiba mengibarkan bendera negaranya: Belanda, yang berwarna Merah-Putih-Biru.


Kejadian ini berlangsung di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato (sebelumnya bernama Oranje), yang kini bernama Majapahit. Tiada persetujuan sebelumnya dari Pemerintah RI Daerah Surabaya.

Nah, para pemuda Surabaya yang mengetahui hal itu, tentu saja marah besar. Belanda dianggap telah menghina kedaulatan Indonesia.

Tak hanya itu, tindakan orang-orang Belanda juga dianggap melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih, yang juga sedang berlangsung di Surabaya. Hal ini sebagai respon dari Presiden RI I, Sukarno yang pada tanggal 20 Agustus 1945 memerintahkan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengibarkan bendera dwi-warna itu di setiap sudut tempat di seluruh pelosok negeri.

Sontak, adu mulut tak bisa terhindarkan pada pertemuan yang dihelat. Tak ada titik temu yang baik atas kejadian yang berlangsung itu. Maka, adegan pun berlanjut pada adu senjata.

"Turunkan bendera Belanda. Sobek warna birunya. Naikkan ke puncak, Sang Merah Putih!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun