Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghadapi Modus Penipuan Lewat Telepon Rumah

18 Maret 2023   18:00 Diperbarui: 18 Maret 2023   18:05 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menghadapi modus penipuan lewat telepon rumah (sumber: istock.com)

Entah sudah kali ke berapa, telepon rumah mendapat serangan "teror" dari oknum-oknum geje (gak jelas). Akibatnya, sekarang jadi malas untuk mengangkat dering panggilan telepon.

Konsekuensinya, jadi bahan pembicaraan ketika bertemu langsung dengan si penelepon. "Saya tadi telepon, kok gak diangkat? Apa tidak ada orang di rumah?"

Waduh, salah duga nih... "Wah, maaf, Mbak. Ya, ada di rumah sih tadi. Mau saya angkat kok ragu-ragu."

Lalu saling berceritalah sesama lansia ini saat keduanya bertemu. Mereka berbagi pengalaman masing-masing, yang ternyata serupa saat mendapatkan panggilan telepon masuk. Ketika diangkat, dikatakan bahwa mereka belum membayar tagihan telepon rumah. Imbasnya, telepon akan diblokir jika tak segera melunasi tagihan.

Nah, sebut saja, kisah orang I. Dia lantas membalas dengan ketus sosok di seberang sana. "Hei, jangan macam-macam, ya... Saya ini gak punya utang. Tagihan sudah saya bayar di awal bulan." Bla-bla-bla.... Ceklek, ditutup gagang teleponnya.

Sebelumnya ia memang sempat merasa kuatir juga. Hingga kemudian bertanya kepada sang cucu yang biasa membantu mengurusi soal pembayaran tagihan telepon. 

"Sudah, kok, Nek. Sudah dibayar. Wah, itu kayaknya penipuan. Kalau ada telepon lagi seperti itu, jangan ditanggapi." Begitu respon yang diberikan si cucu.

Identik dengan itu, kisah orang II juga nyaris sama. Ia mendapat telepon yang menyampaikan bahwa pelanggan masih punya tunggakan pembayaran. Segeralah, seraya ketar-ketir dengan telepon yang baru diterimanya, ia menghubungi nomor hape anaknya.

 "Sudah kok Mi (mami), sudah beres."

"Lha, tapi ini tadi katanya kok belum dibayar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun