Terbaru tayang kemarin malam  Lebaran, Ketika Persaudaraan Mengalahkan Paham Intoleran  berjumlah 200 pembaca. Tambahan untuk artikel yang masih terkait, namun ditayangkan pada malam penghujung bulan April (6 hari lalu)  dengan judul  Sejarah Tradisi Mudik, dari Zaman Majapahit hingga Masa Pandemi  mendapatkan 300 lebih pembaca.
Angka-angka tersebut yang bagi saya pribadi termasuk cukup tinggi dalam hitungan satu pekan yang berjalan. Tidak perlu menunggu sampai satu bulan habis.Â
Sebagai awal langkah yang bagus di bulan Mei ini, mendorong saya mencoba kembali untuk menuangkan karya one day one article. Tapi ya, harap maklum juga bila angan-angan kadang juga tak kesampaian, hehe...
Hari ini jeda menulis tema lebaran dulu. Diary ini  maunya ditayangkan tanggal 5 Mei tahun 2022 kemarin. Disingkat jadi 5-5-'22. Cantik juga 'kan sepertinya? Apalagi jika melihat urutan karya mencapai angka ke-567. Ciamik, momentum angka-angka yang tak akan bisa terulang lagi :)
Tak mengapalah, karena tulisan ini harus diendapkan lagi. Di samping harus mencari ulang gambar ilustrasi sebagai pendukungnya. Itu juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Syukuri Saja
Saat saya melihat ulang naskah yang tertayang tadi, di sebelah kanan dari menu "Populer" adalah "Rekomendasi". Wow, cukup senang dan kaget juga. Tak menyangka oleh Tim Admin (Moderator) Kompasiana, tulisan baru tadi bakalan bisa ditempatkan di puncak klasemen.
Malahan, akan dobel senangnya, jika tulisan itu nantinya juga sanggup tampil di dua kolom khusus ini. Jadi "Rekomendasi" sekaligus "Populer" (dan begitupun sebaliknya).
Barangkali ada pertanyaan juga, apakah tulisan yang masuk menu "Rekomendasi" ini pasti mendapatkan label "Artikel Utama"? Penelusuran singkat, ternyata tidak juga. Tapi memang ada yang begitu. Ada yang hanya mendapat label "Pilihan" biasa.
Namun, perkiraan saya, yang masuk "Rekomendasi" ini setidaknya sesuai dengan tema aktual yang sedang 'dinaikkan' oleh Moderator. Bukan sebatas pada layak tidaknya sebuah tulisan itu mendapatkan 'bintang' sebagai karya rujukan.