Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Tumbu Ketemu Tutup"; Malas Baca tapi Garang di Media Sosial

17 Juni 2021   18:45 Diperbarui: 19 Juni 2021   19:03 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Literasi media dalam bermedia sosial amat penting (foto ilustrasi: pixabay.com)

Musim pandemi kini apalagi, gadget juga menjadi semacam kebutuhan. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah mudahnya orang tergiring pada opini, bukan pada fakta yang tersedia. Fake news lebih digandrungi ketimbang portal media utama.

Reuters Institute menyebutkan, jurang terbesar saat ini justru adalah soal kepercayaan masyarakat terhadap media fake news (berita palsu) versus media yang valid. 

Faktanya memang begitu, ketika diukur lewat Alexa.com (situs penyedia data komersial terkait traffic web). Beberapa media fake news bahkan bisa mengalahkan media mainstream (arus utama).

Bisa jadi inilah yang disebut dunia era Post Truth (pasca kebenaran). Sebuah keadaan ketika fakta obyektif menjadi kurang berpengaruh dalam pembentukan opini publik dibandingkan emosi dan keyakinan pribadi. 

Di era Post-Truth ini, orang tidak lagi mencari kebenaran dan fakta. Justru afirmasi (penegasan) dan konfirmasi serta dukungan atas keyakinan yang dimilikinya, itu yang menjadi kunci.

Berita atau informasi bias, salah, tendensius, bombastis, tentu tak bisa dibiarkan berlalu-lalang. Kasihan mereka yang sebenarnya 'orang-orang baik', tapi terjebak pada kondisi demikian. Maka menjadi tugas bersama, 'orang-orang baik' untuk turut melakukan kontra narasi.

Tetap lakukan edukasi sedapat mungkin. Wartakan kebenaran secara objektif dan berimbang. Dan tentu saja ajar dan ajak lebih banyak orang untuk lebih 'melek' literasi.

17 Juni 2021

Hendra Setiawan

*) Sumber bacaan utama: katadata, cnbc, tribunnews, kominfo, sevima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun