Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

"Tumbu Ketemu Tutup"; Malas Baca tapi Garang di Media Sosial

17 Juni 2021   18:45 Diperbarui: 19 Juni 2021   19:03 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Literasi media dalam bermedia sosial amat penting (foto ilustrasi: pixabay.com)

Ada banyak pengertian atau definisi menurut para ahli. Namun, secara umum, literasi dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis.

Dalam perkembangannya, definisi literasi berkembang sesuai perkembangan zaman. Tidak lagi soal kemampuan dalam membaca dan menulis semata. Ia sudah merambah pada praktik kultural yang berkaitan dengan banyak persoalan. Bisa dunia sosial, politik, budaya, keuangan, dan lain-lain.

Makanya, secara lebih spesifik, ada pula pengertian-pengertian khusus lagi seperti: literasi media, literasi komputer, literasi sains, dan sebagainya. Tergantung pada sisi mana pemahaman literasi itu dilekatkan.

Berliterasi secara kritis dalam masyarakat yang demokratis, terangkum dalam 5 (lima) verba (kata kerja yang merujuk pada tindakan), yaitu: memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks. Kesemuanya ini merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang lebih dari sekadar kemampuan membaca dan menulis.

Bermedia sosial perlu juga paham literasi teknologi (foto ilustrasi: pexels.com)
Bermedia sosial perlu juga paham literasi teknologi (foto ilustrasi: pexels.com)

Ironi Penguasaan Literasi vs Kemudahan Gadget

Entah, hasil survei ini apakah sudah ada perubahan atau pembaruan data atau belum. Tapi sementara data yang beredar adalah seperti ini.

Membaca hasil kesimpulannya saja, memang memprihatinkan. Coba saja bayangkan, Indonesia menempati ranking ke-62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi. Dengan kata lain, berada di 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Itu adalah survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019.

Lebih jauh lagi, UNESCO menyebutkan Indonesia berada di urutan kedua dari bawah soal literasi dunia. Artinya minat baca warganya sangat rendah. 

Menurut data UNESCO itu, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun