Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Media Sosial dalam Sepi

1 September 2024   18:00 Diperbarui: 1 September 2024   18:10 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Media Sosial dalam Sepi

Di layar kecil yang tak pernah tidur,
kita terjebak dalam guliran tanpa ujung.
Lucu, katanya,
lucu adalah selimut malam yang melupakan,
selimut dari dunia yang gaduh,
dari kebodohan yang menari-nari.

Di ujung jemari,
tercipta kebodohan yang terstruktur,
konten demi konten,
mengalir deras seperti sungai yang lupa muaranya.
Kita menyalahkan,
kreator yang menari di atas permintaan,
tanpa sadar,
kita adalah penonton setia di kursi depan,
mengunyah pelan-pelan,
lupa bahwa setiap gigitan membawa kita
ke dalam lingkaran yang sama.

Ada tawa yang digulung,
dalam hiburan tanpa akhir,
kita lupa,
di balik layar ini ada kehidupan yang bersembunyi,
terseret arus tren yang memabukkan.
Kita lupa,
bahwa bijak adalah memilih apa yang tidak tampak,
mengikuti jejak yang hilang
di antara beranda yang tak pernah diam.

Media sosial,
bukan ruang hampa yang tak berdosa,
di dalamnya, kita letakkan sebagian diri
yang ingin diakui,
diakui oleh algoritma yang tak mengenal rasa.
Kita menari di atas arus,
mengais puing-puing perhatian,
sambil melupakan,
bahwa di sini, di dunia nyata,
ada yang lebih nyata dari sekadar like dan follow.

Di sela-sela notifikasi yang memburu,
kita temukan sepi
yang tak bisa diukur oleh jumlah komentar,
sepi yang hanya bisa dipeluk
oleh keberanian untuk berhenti,
dan melihat kembali,
apa yang sebenarnya kita cari,
dalam guliran tanpa akhir ini.

Baca juga: Ruang dalam Waktu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun