Mohon tunggu...
Hen AjoLeda
Hen AjoLeda Mohon Tunggu... Buruh - pengajar dan pegiat literasi, sekaligus seorang buruh tani separuh hati

menulis dan bercerita tentang segala hal

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengatasi Produktivitas Palsu dan Meningkatkan Kineja yang Bermakna

5 Mei 2024   06:38 Diperbarui: 5 Mei 2024   06:54 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.ekrut.com

Kebiasaan multi-tasking ini justru dapat mengurangi kualitas pekerjaan yang dihasilkan, karena perhatian kita terbagi dan tidak terfokus pada satu tugas secara utuh.

Multitasking, meskipun sering dianggap sebagai keterampilan yang penting, sebenarnya bisa menjadi musuh produktivitas. Ketika kita mencoba melakukan terlalu banyak hal sekaligus, perhatian dan konsentrasi kita terpecah, menyebabkan hasil yang kurang optimal. 

Biasanya dalam upaya menyelesaikan banyak hal sekaligus, kita cenderung memilih tugas-tugas yang terlihat lebih mudah atau memberikan hasil cepat daripada tugas-tugas yang lebih penting dalam jangka panjang. Misalnya, kita mungkin lebih memilih tugas administratif daripada menyusun strategi jangka panjang. 

Kurangnya Prioritas

Kebiasaan mencoba mengerjak banyak tugas sekaligus juga dapat mengaburkan prioritas. Kadang tugas-tugas yang sebenarnya lebih penting untuk mencapai tujuan jangka panjang terabaikan karena kita lebih memilih untuk menyelesaikan tugas-tugas yang lebih mudah atau cepat diselesaikan. 

Hal ini dapat menyebabkan kita kehilangan arah dan tidak mencapai hasil yang diinginkan dalam jangka panjang. Terkadang kita tidak memprioritaskan tugas berdasarkan urgensi dan dampak yang dihasilkan. Kita cenderung mengerjakan tugas yang muncul terlebih dahulu tanpa mempertimbangkan apakah tugas tersebut memiliki dampak yang signifikan atau tidak.

Hasilnya, tugas-tugas yang strategis dan penting untuk pencapaian tujuan jangka panjang bisa terabaikan atau ditunda. Kita mungkin merasa puas karena telah menyelesaikan banyak tugas, tetapi pada akhirnya, kita mungkin tidak mencapai tujuan yang lebih besar atau bahkan mengalami kemunduran dalam pencapaian tujuan tersebut.


Selain itu, terjebak dalam kebiasaan menyelesaikan tugas-tugas yang mudah atau cepat bisa menciptakan lingkaran yang tidak produktif, di mana kita terus-menerus terjebak dalam menyelesaikan tugas-tugas rutin tanpa mengalami pertumbuhan atau kemajuan yang nyata.

Untuk mengatasi produktivitas palsu, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:

Tata Ulang Prioritas

Evaluasi tugas-tugas yang harus dilakukan dan berikan prioritas pada yang paling penting. Fokus pada tugas yang memiliki dampak besar dan tinggalkan yang kurang penting. Dengan memprioritaskan pekerjaan yang benar-benar penting, kita dapat mengoptimalkan waktu dan energi kita pada hal-hal yang memberikan hasil nyata.

Single-tasking

Alihkan fokus pada satu tugas pada satu waktu. Ini akan meningkatkan kualitas pekerjaan dan mengurangi kemungkinan kesalahan. Dengan berkonsentrasi penuh pada satu tugas, kita dapat memberikan perhatian yang lebih baik dan menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas.

Manajemen Waktu yang Efektif

Gunakan teknik seperti Pomodoro atau Time Blocking untuk membagi waktu secara efisien antara tugas-tugas yang berbeda. Dengan mengalokasikan waktu yang tepat untuk setiap tugas, kita dapat menghindari penghamburan waktu dan memastikan bahwa setiap tugas mendapatkan perhatian yang semestinya.

Selain mengatasi produktivitas palsu, penting juga untuk meningkatkan produktivitas yang bermakna. Ini berarti fokus pada pekerjaan yang menghasilkan hasil nyata dan memberikan dampak positif. Beberapa cara untuk meningkatkan produktivitas yang bermakna meliputi:

Menetapkan Tujuan yang Jelas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun