Mohon tunggu...
Helqi Alisya
Helqi Alisya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Gizi | Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya | Awardee OSC'22

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pemberian Makanan Sehat pada Anak Sekolah dan Peran Ahli Gizi dalam Upaya Mewujudkan Cita-Cita Indonesia Sehat

29 Oktober 2023   09:53 Diperbarui: 1 November 2023   05:47 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pemberian makanan sehat pada anak sangat penting dan harus diperhatikan sejak dini karena ini akan berkaitan dengan tumbuh kembangnya nanti. Sebagai langkah awal untuk pembiasaan pemberian makanan sehat pada anak yaitu, Moms di rumah bisa mulai dari memilah dan memilih makanan yang sehat bagi si kecil. Moms di rumah juga perlu untuk memahami kebutuhan nutrisi dan juga seputar makanan bergizi yang sebaiknya tersaji dalam piring hariannya si kecil. Pemberian makanan sehat pada anak tidak hanya membuat pertumbuhannya optimal, risiko anak untuk terserang penyakit kronis ketika dewasa nanti pun akan menurun. Sehingga dengan langkah ini, cita-cita Indonesia sehat dapat terwujud.

Kebiasaan Makan Anak yang Tidak Sehat

Sudah menjadi kebiasaan anak-anak dari dulu hingga sekarang gemar makan makanan yang tidak sehat seperti jajanan yang mengandung perasa buatan dan juga kandungan minyak yang banyak. Ini terjadi karena nafsu makan anak yang sedang dalam pertumbuhan terbilang tinggi guna mencukupi kebutuhan nutrisinya. Kebiasaan buruk ini harus segera dihentikan dengan cara memberikan bekal untuk anak ketika sekolah. Dengan membawa bekal dari rumah, konsumsi makanan bagi si kecil dapat lebih terjamin kesehatannya. Moms di rumah juga perlu memperhatikan dan membatasi jajanan anak yang tidak sehat. 

Peran Ahli Gizi di Sekolah

Dengan kebiasaan buruk anak dalam mengonsumsi makanan yang tidak sehat seperti jajanan saat di sekolah ini, perlu adanya peran ahli gizi di sekolah untuk bisa memperhatikan asupan makanan yang bergizi bagi anak. Dengan adanya ahli gizi di sekolah, konsumsi makan anak dapat lebih terjamin, karena adanya kontribusi dari rumah yaitu orang tua dan juga ahli gizi saat di sekolah. Kenyataan bahwa saat ini di Indonesia masih sedikit sekolah yang menyediakan ahli gizi di sekolah nya, membuat permasalahan gizi di kalangan anak masih sering terjadi. Perlu adanya kerja sama dari semua pihak termasuk pemerintah, ahli gizi, dan juga orang tua untuk bisa mewujudkan cita-cita Indonesia sehat melalui pembiasaan pemberian makanan sehat untuk anak.

Dampak Buruk Mengonsumsi Makanan yang Tidak Sehat

Di sekolah banyak sekali ragam jajanan yang menarik untuk dibeli oleh anak karena bentuknya yang lucu, warna yang menarik, atau hanya sekedar ingin tahu bagaimana rasanya. Karena ketidaktahuan anak mengenai apakah jajanan itu sehat atau tidak, sehingga banyak sekali permasalahan pada tubuh si kecil yang terjadi akibat konsumsi jajanan yang tidak sehat. Jajanan yang dikonsumsi si kecil biasanya hanya mengandung sedikit bahkan tidak ada nutrisinya sama sekali. Hal ini dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan dan juga pertumbuhan si kecil. Berikut beberapa dampak yang terjadi dari konsumsi makanan yang tidak sehat:

1. Kerusakan gigi

Untuk menarik anak-anak membeli jualannya, tidak sedikit penjual yang menambahkan gula yang tidak sedikit pula jumlahnya dalam dagangannya. Anak-anak sangat menyukai makanan yang manis sebagai jajanan hariannya. Hal ini dapat menimbulkan risiko terjadinya kerusakan pada gigi si kecil apabila tidak menggosok gigi secara rutin. Apabila gigi bersentuhan lama dengan makanan, bakteri dapat menghasilkan asam yang dapat merusak email gigi. Sehingga perlu adanya pengajaran pada anak untuk rutin gosok gigi dan minum air putih setelah makan jajanan. 

2. Obesitas

Anak-anak juga sangat menyukai makanan yang mengandung minyak tinggi, seperti gorengan. Apabila kebiasaan ini terus menerus dilakukan, bukan tidak mungkin terjadinya penambahan berat badan yang akhirnya menimbulkan obesitas. Kebiasaan buruk ini biasanya terjadi pada anak-anak yang kurang aktif sehari-harinya tapi mengonsumsi jajanan yang padat energi. Obesitas dapat dicegah dengan membatasi jajanan anak dan juga pembiasaan aktivitas pada anak seperti bersepeda atau bermain bola. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun