Mohon tunggu...
Helen Adelina
Helen Adelina Mohon Tunggu... Insinyur - Passionate Learner

Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value - Einstein

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta dalam Berlian

12 Juni 2021   08:11 Diperbarui: 12 Juni 2021   08:34 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berlian (wolipop.detik.com)

Cinta sebagaimana berlian, memiliki banyak sudut
Ada yang tajam, ada juga yang halus
Tapi kita lebih menyukai sudut halusnya dan melupakan sudut tajamnya
Karena ketajamannya merobek hati kita
Dan membuyarkan semua ilusi dan mimpi kita tentang cinta

Kita lupa
Tanpa sudut-sudut tajamnya
Berlian tak dapat dikaitkan erat ke perhiasan inangnya
Dan menjadikannya permata mulia yang berharga
Yang keindahannya melambangkan keabadian cinta

Begitu juga cinta
Tanpa sudut-sudut tajamnya
Cinta tak dapat diikatkan erat ke dalam hati
Dan menjadikannya permata kehidupan yang berharga
Yang memampukannya merasakan kesejatian hidup

Cinta sebagaimana berlian, memiliki banyak sisi
Ada yang menghadap ke depan, ke belakang, ke samping, ke atas dan ke bawah
Tapi kita sering terpaku pada sisi di hadapan kita
Dan melupakan sisi lainnya

Karena sisi lainnya akan membawa kita pergi beranjak
Dari tempat kita berpijak
Ke tempat-tempat yang tak terduga
Yang menggoncangkan kenyamanan kita
Dan merobek-robek keakuan kita

Tapi berlian, tanpa seluruhnya sisinya
Bukanlah berlian
Begitu juga cinta, tanpa seluruh sisinya
Bukanlah cinta

Hanya banyangan samar
Yang membuat kita hidup dalam penjara ilusi
Yang menyesatkan kita dalam perjalanan kita
Dalam menjalani dan memahami kesejatian hidup

Cinta sebagaimana berlian, memilki banyak warna
Tapi kita sering terpaku pada satu warna dominan
Yang membutakan kita akan keindahan warna lainnya
Karena warna lainnya akan membawa kita keluar
Dari keinginan untuk memegang kendali
Untuk berkuasa atas sesuatu di sekitar kita
Mencabik-cabik keangkuhan kita untuk menjadi nomor satu

Tapi berlian tanpa seluruh warnanya bukanlah berlian sejati
Hanya batu karbon yang monoton, kaku, keras, dan dingin
Sekedar batu yang sunyi dan kosong
Dalam keindahannya yang hampa dan menyedihkan

Bukankah kehadiran warna lainnya
Yang menonjolkan keindahan si warna dominan
Yang menjadikannya berlian yang utuh dan hidup
Memberikan kehangatan bagi ruang di sekitarnya

Begitu juga cinta
Tanpa seluruh warnanya bukanlah cinta sejati
Hanya keindahan semu
Yang membuat kita tak memahami indahnya perbedaan
Dan menjadikan kita asing bahkan bagi diri sendiri
Yang menjadikan hidup kita monoton, sunyi dan hampa
Di dalam topeng kesuksesan palsu
Yang sering kita pertontonkan dengan bangga
Dalam kepongahan kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun