Mohon tunggu...
Haura ZainNur
Haura ZainNur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berkembang, bertumbuh

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengelola Kecerdasan Emosi

3 Mei 2024   20:27 Diperbarui: 3 Mei 2024   20:32 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

KECERDASAN EMOSI

Istilah emotional Intelligence atau sering diterjemahkan dengan kecerdasan emosi menjadi sangat  terkenal  diseluruh  dunia  semenjak  seorang  psikolog  New  York  bernama  Daniel  Goleman  menerbitkan  bukunya  dengan  judul  kecerdasan  emosi  di  tahun  1995.  Tak  kurang pejabat tinggi gedung Putih waktu itu  menggap emosional intelligence sebagai  sesuatu  yang baru dan layak diperhatikan.

Kecerdasan  emosi  bukan  sesuatu  yang  baru  di  bidang  pssikologi.Istilah  ini  sengaja dikemas oleh Goleman agar dapat ditangkap dengan mudah oleh orang-orang di luar disiplin ilmu  psikologi.  Goleman   menyatakan  dari   hasil   banyak  penelitian   menyatakan   bahwa kecerdasan   umum   semata-mata   hanya   dapat  memprediksi   kesuksesan   hidup   seseorang sebanyak  20  %  saja,  sedangkan  80  %  yang  lan  adalah  apa  yang  disebutnya Emotional Intelligence. Bila  tidak  ditunjang  dengan  pengelolahan  emosi  yang  sehat  kecerdasan  saja tidak  akan  menghasilakan  seseorang  yang  sukses  hidupnya  di  masa  yang  akan  datang. (Goleman, 1995: 25).

Kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire. Salovey dan    Mayer    mendefinisikan    kecerdasan    emosional    atau    yang    sering    disebut    EQ sebagai:“Himpunan  bagian  dari  kecerdasan  sosial  yang  melibatkan  kemampuan  memantau perasaan sosial  yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.” (Shapiro, 1998:8).

Kecerdasan  emosional  sangat  dipengaruhi  oleh  lingkungan,  tidak  bersifat  menetap, dapat  berubah-ubah  setiap  saat.Untuk  itu  peran  lingkungan  terutama  orang  tua  pada  masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.Keterampilan EQ   bukanlah   lawan   keterampilan   IQ   atau   keterampilan   kognitif,   namun   keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata.Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan.(Shapiro, 1998-10).

Adapun unsur dalam kecerdasan emosiadalah:

a.Mengenali emosi diri

Mengenali  emosi  diri  (kesadaran  diri)  adalah  mengetahui  apa  yang  dirasakan  pada suatu  kondisi  tertentu  dan  mengambil  keputusan  dengan  pertimbangan  yang  matang, serta memiliki tolak ukur yang realitis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.  Sedangkan  menurut  Jhon  Mayer,  kesadaran  diri  adalah  waspada,  baik  terhadap suasana  hati  maupun  pikiran  kita  tentang  suasana  hati.  Orang-orang  yang  peka  akan susana  hati  mereka  akan  mandiri  dan  yakin  akan  batas-batas  yang  akan  mereka bangun, kesehatan jiwanya bagus, dan cenderung berpendapat positif akan kehidupan.

b.Mengelola Emosi

Mengelola   emosi   merupakan   kemampuan   individu   dalam   menangani   emosinya dengan  baik  sehingga  berdampak  positif  dalam  melaksanakan  tugas,  peka  terhadap kata hati sehingga dapat mencapai tujuannya. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk    menghibur    diri    sendiri,    melepaskan    kecemasan,    kemurungan    atau ketersinggungan  dan  akibat-akibat  yang  ditimbulkannya  serta  kemampuan  untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan

c.Memotivasi Diri Sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun