Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Itu

7 Agustus 2020   02:47 Diperbarui: 7 Agustus 2020   02:48 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar :https://www.liputan6.com/

Perempuan itu.... 

Perempuan itu....dia bak bayangan siluet menembus pagi
dalam gigilnya dia terus berjalan
Bocah kecil dalam dekapannya  tak membuat meluruhkan hatinya
untaian  asa di sekolah bilik miliknya....
Banyak aksara yang diuntai dalam ruang kelas pengap
buat bocah-bocah yang masih terpasung kebodohan
Meluapkan hasrat tuk luruhkan kemiskinan
tanpa imbalan hanya keikhlasan yang menapak di sudut hatinya....

Perempuan itu miskin.... 

Rintihan kemiskinan yang membalut dirinya
tak memerangkapkan dia dalam kekerdilan hati
Tapi dia membinarkan semangat pada bocah-bocah kecil itu
tuk menjemput mimpi yang tinggi
Dia relakan ribuan pilu yang sebenarnya dia sendiri masih
ada dalam selimut duka , luka yang tak berujung
Tapi semangatnya masih dapat melebur dengan keceriaan bocah-bocah itu
sambil bercengkerama dengan kemiskinannya...

Perempuan itu tegar..

Walau dia bukan selebriti dan dia tak pernah mencumbu hingar bingar ketenaran
tapi dia dengan cintanya selalu ada untuk bocah-bocah cilik itu
Pengabdiannya yang membawa bocah-bocah mengenal aksara
harga jiwanya benar-benar tak sebanding dengan jasanya
Dia tak pernah berhenti sebarkan ilmu
menyemai rinai-rinai harapan tuk bocah-bocah
Membuang waktu sampai dia dapat berdiri tegak
melihat tebaran bintang --bintang di tepian harapan.

Perempuan itu pahlawan bagi bocah-bocah itu

Masih kulihat bayang-bayang sosok perempuan itu pulang dalam kegelapan
membuatku terhenyak sejenak
Aku tak ada apa-apanya dibandingkan dengan perempuan itu
Dibalik jubah kemiskinannya terkuak hati tulus
kau terhias dengan cintamu tanpa pamrih dalam keterbatasan
Wahai langit, bisikan cintanya agar semua tahu
perempuan sahaja itu surga bagi bocah-bocah itu
walau dia bukan siapa-siapa ... dia perempuan hebat

Cirebon, 7 Agustus 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun