Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Keresahan Tikus Rumah

27 Maret 2020   02:33 Diperbarui: 27 Maret 2020   23:17 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : phys.org

Tikus-tikus bolak balik berjalan di atap rumah. Sungguh perut sudah lapar tapi anehnya sekarang begitu sulit untuk mengambil makan.

Kenapa orang-orang sekarang malah tinggal di rumah saja? Biasanya mereka selalu pergi saat siang hari dan baru pulang sore hari, di saat itulah tikus-tikus akan berpesta pora. 

Mengambil makanan yang ada di meja makan atau lemari. Dan pesta pora akan berlansung lama.

Kini semuanya hilang saat orang-orang lagi betah di rumah. Tikus kecil yang lincah yang biasa dipanggil temannya si imut mencari tahu kenapa orang-orang di rumah ini jadi betah di rumah. Sungguh aneh sekali.

Imut berjalan perlahan ke bawah. Anak-anak sedang membaca buku. Imut sembunyi dekat bufet di ruang tengah. Dia mendengarkan apa yang dibicarakan di sana.

"Sampai berapa lama harus tingal di rumah?" tanya salah satu anak di sana.

"Ya, sampai virus coronanya sudah tak berbahaya lagi."

"Berbahaya ya virus itu sampai harus di rumah saja?"

"Iya, sangat berbahaya karena cepat menyebar." 

Imut buru-buru naik ke atas dan memberitahu apa yang dia dengar. Tikus-tikus yang lain saling menatap. Bagaimana dengan perut mereka. Sampai kapan manusia itu tinggal di rumah saja.

Tikus-tikus itu mulai kelaparan. Perutnya sudah seminggu ini tak diisi lagi. dan beberapa tikus akan mencari makan di malam hari. Tapi ternyata malam hari makanan mereka sudah habis semuanya. 

Perut lapar tak bisa ditahan. Tikus-tikus itu mulai brutal. Mereka mulai meracau. Di sisi lain orang-orang di rumah begitu heran. Sekarang makanan gak pernah ada yang ambil lagi. Utuh tak ada yang bopeng karena digerogoti.

"Aneh ya, sekarang makanan kita gak ada yang ambil."

"Loh, kenapa mengeluh, bukanya malah bagus."

"Iya sih, tapi hanya aneh saja. Kok tikusnya gak pada doyan sama makanan ini lagikah?"

Orang-orang itu sedang bertanya-tanya tapi tikus-tikus mulai gelisah. Mulai marah satu sama yang lain karena perut lapar mereka tak bisa didiamkan. Perut harus diisi tapi makanan tidak adaa. Mereka jadi beringas. Satu hal yang kecil saja bikin mereka mulai bertengkar hebat. 

Dan akhirnya mereka satu sama lainnya berkelahi. Mereka masing-masing memperlihatkan taringnya. Tak bisa ditolak akhirnya tikus-tikus itu mulai saling menyerang. 

Tak tahu mana yang musuh atau kawan. Semua dihantam saja  Dan terlihatlah mayat-mayat tikus yang berserakan di lantai dapur. Malam itu sepi sekali. Hanya terdengar suara jangkrik di luar. Dan semakin larut semakin sepi. Semua terlelap tidur.

"Achhhhhhh."

Tiba-tiba terdengar suara menjerit dari arah dapur. Semua orang yang tinggal di rumah itu datang ke dapaur. Mereka terpana dengan mayat-mayat tikus yang ada di dapur.

"Siapa yang tadi malam memburu tikus?" tak ada satupun yang menjawab.

"Lalu kalau gak ada, jadi perbuatan siapa ini?"

"Sekarang mah gak usah tanya siapa, tapi harus bersyukur tikus-tikus itu sudah mati. Jadi makanan kita bakal aman."

"Benar juga ya."

Begitulah nasib tikus setelah corona menyerang seluruh kota. Dia tak mendapat pasokan makanan. Semua orang sedang senang di rumah itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun