Sedikit menulis tentang kebiasaan masyarakat Indonesia, yang nampak "kurang" suka jalan kaki.Â
Padahal jalan kaki sangat sehat dan efisien. Kenapa orang tidak suka? Ya dipaksa oleh keadaan atau bentukan karakter sejak dini.Â
Antar kekurangan tersebut ketemu di persimpangan, maka terjadilah "kesan" tidak suka itu.
Sebenarnya bangsa kita, bukan malas berjalan kaki. Tapi terpaksa naik kendaraan.Â
Keterpaksaan inilah yang membentuk karakter, sehingga ikut memengaruhi seluruh aspek hidup kehidupan.
Terpaksa utang untuk beli kendaraan, walau tidak punya garasi, parkir pinggir jalan dan tidak malu pada tetangga, akibat terpaksa punya kendaraan.
Selanjutnya terpaksa pilih merek kendaraan karena gengsi dengan tetangga atau atau teman ataupun keluarga, dan seterusnya.
Gegara merek lupa bikin garasi, efek domino sangat jauh dan panjang. Padahal sebenarnya, bila tidak punya garasi berarti belum berhak miliki kendaraan.
Karena fasilitas pejalan kaki yang kurang atau bahkan tidak memungkinkan seperti di luar negeri.Â
Pejalan kaki tidak dihargai, pedestrian dijadikan jalan alternatif kendaraan roda dua, semua karena karakter yang buruk.