Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengulik Suasana Kebatinan Megawati, Dilematis dan Terjepit

7 Oktober 2022   10:01 Diperbarui: 7 Oktober 2022   10:53 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekiranya Puan sudah ready SDM atau karir politiknya, termasuk pemahaman dan pengalaman, mungkin masih periode yang lalu Megawati sudah oper tugas sebagai ketua umum PDI-P.

Baca juga: Kode Keras Megawati dalam Estafet Ketua Umum PDIP

Jadi kelihatan Megawati, tidak satupun kadernya non darah biru yang ia percaya untuk pegang PDI-P, juga ada keraguan Megawati bahwa keluarganya akan hilang bila bukan darah biru yang memegang PDI-P.

Baca juga: Perang Saudara di PDI-P Menuju Kandidasi Pilpres 2024

Sungguh tragis dan dilema seorang Megawati saat ini menghadapi Pilpres, pilih siapa antara Puan dan Ganjar.

Tentu bila berdasar elektabilitas, Ganjar. Tapi keraguan Megawati bahwa kalau Ganjar yang didorong, bisa jadi kekuasaan PDI-P ke depan bukan lagi di tangan trah Bung Karno?

Baca juga: PDIP-Gerindra Koalisi: Dua Paslon Pilpres 2024, Ini Ditakutkan SBY

Memilih Puan, bahaya juga. Karena bagai buah yang belum matang, sebuah fakta elektabilitasnya sangat rendah, berada papan bawah dan tidak bergeser-geser.

Padahal strategi Megawati membuat pola atau adanya kebijakan atas hak prerogatif pada Megawati, itu sebenarnya (setting strategi peodalisme) untuk memudahkan Megawati menunjuk Puan.

Namun dalam nalar cerdas dan hati kecil Megawati mengatakan bahwa Puan belum layak terbang sebagai capres, cawapres juga sebenarnya tidak masuk. Ya cukuplah Ketua DPR RI sana.

Baca juga: Aneh! Ada Hak Prerogatif Megawati, Matikan Langkah Ganjar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun