Mohon tunggu...
H.Asrul Hoesein
H.Asrul Hoesein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang Sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Jakarta http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Pemerhati dan Pengamat Regulasi Persampahan | Terus Menyumbang Pemikiran yang sedikit u/ Tata Kelola Sampah di Indonesia | Green Indonesia Foundation | Founder PKPS di Indonesia | Founder Firma AH dan Partner | Jakarta | Pendiri Yayasan Kelola Sampah Indonesia - YAKSINDO | Surabaya. http://asrulhoesein.blogspot.co.id Mobile: +628119772131 WA: +6281287783331

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Elitabilitas Tolak Elektabilitas Pilpres 2024, Beranikah PDI-P Melewati Batas?

23 September 2022   08:58 Diperbarui: 23 September 2022   09:15 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Refly Harun Channel

"Sebaiknya Presiden Jokowi dan Megawati duduk bersama dengan Puan dan Ganjar. Selesaikan polemik dan tunjukkan kedewasaan dalam berpolitik, ambil keputusan yang sejuk. Pisah atau lanjutkan hubungan, itu lebih sehat daripada diam tapi berbahasa panas."

Judul artikel ini sedikit subyektif, tapi itu realita yang masyarakat saksikan. Bisa jadi masyarakat abai saja dengan kondisi geliat elit politik bangsa ini.

Penulis coba menyorot suasana kebatinan antara Ketua Umum PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri serta elit-elit PDI-P terhadap Ganjar.

Seharusnya Megawati ambil sikap dalam suasana hening ini bersama Ganjar. Memang seharusnya Ganjar yang datang menghadap ke Megawati.

Baca juga: Puan Maharani Capres, PDIP Potensi Kalah Pilpres 2024

Namun bila suasana itu tidak terjadi, Ganjar tetap diam juga, maka seharusnya Megawati bijak dan memanggil Ganjar untuk bicarakan hal-hal yang mengganjal.

Kalau Megawati biarkan suasana hening ini, bisa memicu kontraproduktif antar PDI-P dan Ganjar Pranowo. Elit-elit PDI-P secara terbuka menunjukkan kurang simpatinya pada Ganjar, padahal sesama kader.

Nah jangan lihat sampai disitu saja. Karena suasana stag ini, bisa berpengaruh atau terjadi resistensi antar pendukung, coba siapa yang rugi, tetap PDI-P.

Baca juga: Kenapa Megawati Ragu Jagokan Puan Maharani sebagai Bacapres 2024?

Sikap elit PDI-P menghadapi Ganjar itu terlalu diskriminatif, sepertinya elit PDI-P mengedepankan emosional atau tidak cerdas berpolitik alias sentimentil.

Misalnya ada acara PDI-P di Semarang, bupati/walikota kader PDI-P diundang, kenapa tidak diundang Ganjar. Apapun alasan PDI-P dan termasuk alasan Ganjar, semua tidak masuk akal, harusnya Ganjar diundang dan datang.

Sadarkah semua, bahwa apa yang dipertontonkan itu menjadi catatan negatif bagi rakyat Indonesia, reputasi PDI-P bisa jatuh lho. Artinya rakyat bisa balik haluan untuk tidak memilih partai yang yang sentimentil.

Baca juga: Inilah Dilematis Jokowi Vs Megawati Menuju Pilpres 2024

Belum lagi elit PDI-P di Senayan membentuk Dewan Kolonel, itu semua akan merusak strategi PDI-P sendiri. Fakta relawan Ganjar juga membentuk Dewan Kopral. Nah apa semua itu, rakyat tertawai PDI-P dan potensi pecah berantakan.

PDI-P sebagai partai politik (Parpol) pemenang Pemilu 2019 dan sekaligus berada di pemerintahan Jokowi-Maruf, semua tindakan itu terhadap Ganjar tidak mencerminkan kedewasaan berpolitik, terlepas bila ada kesalahan Ganjar.

Sikap itu bukan cerminan sikap seorang Bung Karno atau minim dari sikap sebagai pemenang, lebih pada sikap pecundang alias sentimentil atau tidak kesatria.

Baca juga: Menakar 3 Bacapres Partai NasDem, Siapa Korban?

Megawati harus ambil sikap, jaga nama besar Anda, nama besar PDI-P dan nama besar Soekarno. Berpolitiklah yang santun, biar masyarakat bisa belajar dan punya panutan.

Karena kalau sikap elit politik kita yang demikian rapuh dan cengeng, maka kepada siapa hendak rakyat mengadu. Kalau internal sendiri saling sikut. Demi kepentingan sesaat, Pilpres.

Hadapilah Pilpres 2024 dengan suka cita serta bahagia penuh kegembiraan, agar masyarakat bisa ikut merasakan kesejukan menuju pesta demokrasi lima tahunan itu. Bukan saling sindir antar kader.

Bagaimana pendapat Anda?

Jakarta, 23 September 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun